Sri Maha Ganapathy

Kaivalyopanishad

KAIVALYOPANISHAD

Sementara para ahli Hindu Dharma berpendapat bahwa berbagai Upanishad sebenarnya adalah intisari filosofi dari berbagai Veda, dan berhubungan secara masing-masing dengan keempat veda yaitu Rig, Yajur, Sama dan Atharva Veda (Atharvana Veda).

Keempat Veda ini mengungkapkan ajaran dengan membagi diri mereka menjadi 4 bagian yaitu :

  1. a)Mantra-mantra (mantram)
  2. b)Brahmanas (tata cara upacara)
  3. c)Aranyakas (metode-metode meditasi, Upasanas)
  4. d)Upanishads (ajaran-ajaran para resi guru mengenai penciptaan dan tujuan penciptaan ini)

Seperti yang telah kita ketahui kata Upanishad dapat diartikan duduk di dekat seorang guru sambil mendengarkan ajaran beliau, atau mengajar sambil duduk berhadapan dengan para murid. Ajaran-ajaran ini ada yang bersifat adi-luhung dan adi-karya dan diakui sebagai ajaran-ajaran suci yang kemudian dikenal dengan sebutan Upanishad.

Konon di masa silam diperkirakan ada 1008 karya Upanishad ini, namun hilang entah kemana rimbanya. Ada yang dibumi hanguskan oleh Alexander yang pernah menjajah India dan ada juga yang telah dihilangkan secara sengaja karena berbagai alasan yang tidak diketahui dengan pasti. Di antaranya para ahli  memperkirakan ada sekitar 280 karya Upanishad ini yang masih belum dapat ditemukan tetapi seharusnya ada; dan ada sejumlah 108 karya lainnya yang telah ditemukan. Dari keseratus delapan karya ini 11 buah karya telah mendapatkan pengakuan dari para guru resi dan dari filsuf resi Sri Shankara Acharya, bapak Sanatana Dharma yang tanpa studi beliau tidak mungkin Hinduisme mencapai puncaknya seperti kini. Kesebelas karya-karya ini dianggap karya-karya yang agung sedangkan yang lain-lainnya dianggap biasa-biasa saja dan cukup untuk diajarkan kepada para pemula saja (tingkat pelajar), sedangkan kesebelas karya ini untuk para sishya yang sudah tinggi pemahamannya akan Sanatana Dharma ini. Kesebelas karya (ditambahkan satu lagi menjadi 12) karya ini adalah :

– Katha                   – Isha

– Kena                    – Prasna

– Mundaka              – Mandukya

– Taittiriya                – Aitareya

– Chandogya           – Brihadaranyaka

– Kaivalya                – Svetasvatara

Kaivalya Upanishad ini tercangkum di dalam Atharva Veda dan sering dianggap karya minor karena sedikit isi sloka-slokanya, namun makna yang dikandung sungguhlah agung dan sakral.

Berisikan dialog suci antara sang pencipta Brahma dan salah seorang sishyanya, dialog ini merupakan ajaran yang penuh dengan intisari spritual yang tinggi dan menakjubkan.

 

SHANTI PAT

(PUJA-PUJI PERDAMAIAN)

 “Wahai para dewata ! Semoga kami senantiasa mendengarkan dengan telinga kami berbagai perihal yang bersifat suci dan murni; Wahai yang kami puja, semoga kami melihat hal-hal yang suci dengan mata kami. Semoga seluruh kehidupan kami yang telah ditentukan masanya ini dapat kami jalani secara sehat dan bahagia sambil selalu memuja-mujiMu. Semoga Hyang Indra yang dimuliakan, yang berasal dari masa yang teramat silam dan terkenal, semoga Pushan (Hyang Surya) yang maha mengetahui, semoga Hyang Bayu yang melaju cepat menjaga kami dari berbagai bencana, dan semoga Brihaspati yang menjaga harta benda kami yang bersifat spritual, memberkahi kami dengan kekuatan budhi (daya intelektual) agar kami mampu memahami karya spritual ini, dan memahami semangat yang menyertai ajaran ini.”

Selengkapnya di ebook