Rekreasi dalam Hindu Dharma

Rekreasi dalam Hindu Dharma

Yoga ini sebenarnya bukan untuk yang makan terlalu banyak, dan juga bukan untuk seseorang yang terlalu menghindari makanan. Yoga inipun bukan untuk seseorang yang tidur terlalu banyak, atau yang terlalu tidak banyak tidurnya, oh Arjuna!
Yoga ini menghapuskan semua penderitaan seseorang yang berimbang (temperamen) dalam cara ia makan atau berekreasi, yang terkendali tindakan-tindakannya dan teratur bangun tidurnya.
Bhagawat-Gita

Seseorang yang mempunyai kebiasaan bermeditasi harus ingat bahwa ia harus hidup secara teratur dan seimbang dalam segala tindak tanduknya sehari-hari. Adalah salah kalau ia makan terlalu banyak, karena bukan nya ia makin kuat karenanya tetapi malahan fungsi pernafasannya dalam meditasi akan menjadi kacau, dan bagi seorang brahmacarya kelebihan gizi malahan akan merusak (menambah) semua hasrat-hasrat seksualnya. Terlalu banyak makan dan atau kekurangan selalu menghasilkan kekacauan dalam fungsi-fungsi tubuh kita dan hilanglah keharmonisan dalam raga dan usaha spiritual kita. Semua yang kita lakukan sebaiknya tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit, cukup-cukup yang wajar-wajar saja dan tidak berkelebihan porsi maupun menguranginya secara drastis. Ini namanya harmonis dalam segala-galanya.
Makanan yang dimakanpun sebaiknya yang sesuai dengan kebutuhan tubuh kita dan cocok dengan pencernaan setiap individu secara masing-masing, tidak boleh ada yang dipaksakan ataupun memakan makanan yang tidak perlu untuk tubuh kita. Juga secara mental dan spiritual harus diperhatikan dengan amat sangat agar tidak memakan sesuatu hasil dari perbuatan tidak baik atau negatif,seperti hasil dari korupsi atau uang haram lainnya, tetapi benar-benar harus hasil keringat yang halal dan suci.
Puasa yang amat berkepanjangan harus dicegah, puasa itu perlu tetapi harus teratur dan tidak merusak tubuh kita. Puasa yang teratur akan meningkatkan vitalitas dan tingkat spiritual jiwa dan raga kita. Begitupun dengan rekreasi, inipun penting untuk kita asal sehat dan teratur akan meningkatkan vitalitas dan tingkat spiritual jiwa dan raga kita. Begitupun dengan rekreasi inipun penting untuk kita asal yang sehat dan teratur, untuk pikiran, mental dan jiwa raga kita agar segar dan penuh dengan dinamika yang sehat. Rekreasi dalam bentuk olah raga, perjalanan ke alam bebas seperti ke hutan, gunung, ke sungai dan lain sebagainya ini amat menyehatkan dan sangat menyegarkan tubuh dan pikiran kita, tetapi semua ini harus dilakukan secara teratur dan konstan, sehingga tidak merugikan diri kita dan maupun lingkungan kita dalam arti yang seluas-luasnya. Cara-cara kehidupan lainnya seperti berdagang, bekerja, berdoa, memuja Hyang Maha Esa, berbuat amal, menolong yang harus ditolong, menghormati orang tua dan yang pantas dihormati,dan lain sebagainya harus dilakukan dalam batas-batas kewajaran dan tidak berlebih-lebihan. Bangun tidurpun harus diatur yang seimbang, tidur sebaiknya cukup enam jam tetapi dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan usia sseorang. Seseorang yang ingin tekun bermeditasi harus berjalan di tengah-tengah, maksudnya penuh disiplin dan seimbang dalam segala perbuatannya. Setiap aksi atau perbuatannya sebaiknya tidak berlebihan, terkendali dan wajar-wajar saja. Tidak usah terburu tetapi juga tidak lambat. Ia selalu stabil dan berimbang baik dalam bertutur kata, maupun dalam setiap pekerjaannya. Ia dengan demikian secara lambat laun akan bebas dari segala penderitaan yang diakibatkan oleh perbuatannya sendiri yang terlalu banyak atau yang terlalu sedikit, dan juga oleh akibat-akibat dari perbuatan itu sendiri seperti rasa kurang puas, marah, kesukaran, ketakutan, keresahan dan banyak hal lainnya.
Akhir-akhir ini hari-hari amat menoton bagi sebagian besar umat manusya, di ruangan berpendingin udara, bagai ikan tuna yang mati beku. Bedanya kita duduk dengan mata terpaku kepada layar monitor dengan perut yang makin buncit dan leher yang makin lama makin kaku dan bergelambir karena kurang gerak. Begitulah hari-hari yang membosankan mulai jadi tradisi kehidupan kita, tidak laki tidak perempuan, tidak tua dan tidak muda, semua lapisan mulai terjangkit penyakit-penyakit yang menoton ini yang makin hari makin menggeroti kesehatan kita.
Sehari-hari seharusnya bukan berarti semua hari bagi staff kantoran, masih ada satu dua hari bebas dalam seminggu, jadi kalau anda ingin lebih asyik lagi yah ajak keluarga, tetangga atau teman-teman serta tuk bermain-main di alam terbuka, bisa siang, malam atau pagi hari. Para peneliti di barat menemukan bahkan kaum muda minatnya mulai menurun, mereka yang dulunya hobbi mendayung, berjalan kaki, pendaki dsb mulai surut semangatnya, untung ada yoga ketawa dan senam yoga kesehatan yang agak membantu, tetapi justru yang tua-tua lebih berminat karena alasan-alasan kesehatan, bukan yang muda-muda semakin gemuk saja.
Kalau alam makin rusak dan trend pemuda tuk berolah raga makin menurun di alam terbuka maka seperti apakah generasi masa depan nanti, toh TV, HP, computer, tidak juga menyehatkan?
Penelitian menunjukkan tidak sampai 60% pemuda di Amerika (antara 6 sampai 24 tahun) yang malas beraktifitas dan kegemukan (obesitas) yang baru mau berekreasi di alam terbuka kecuali ada teman, orang tua dan sebagainya yang memotivasi mereka. Hal yang sama mungkin sedang terjadi dengan generasi muda kita disadari atau tidak.(Di kota-kota besar pagi-pagi sudah macet dengan kendaraan berisikan anak-anak sekolah), berjalan kaki hanya diminati orang-orang kampung dan pedalaman karena terpaksa keadaan dan ekonomi.
Padahal kalau sejak dini anak sudah mengenal dan mengapresiasi alam, seni budaya, rekreasi alam, meditasi, yoga, olah raga, pantai dsb, maka tekanan kerja dan stress kemudian hari dapat dikurangi, hidup jadinya bukan buat uang saja, tetapi tuk dinikmati, dan disyukuri keberadaannya.
Rekreasi spiritual dan alam pasti memerlukan persiapan. Untuk rekreasi spiritual dibutuhkan mental yang relaks, karena rekreasi ini sebenarnya meliputi yoga, dan meditasi di air misalnya di air terjun, tepi pantai, di bukit-bukit, gunung, gua-gua dan juga lokasi-lokasi yang disucikan, baik rekreasi spiritual maupun luar ruang harus memperhatikan pola-pola musim yang sedang berlangsung. Bermain-main di saat hujan maupun yoga dan meditasi dikala hujan ringan maupun lebat merupakan keasyikan tersendiri dan bisa-bisa ketagihan selain menguatkan daya tubuh, (tapi tentu tidak baik untuk mereka-mereka yang badannya sakit-sakitan). Berenang, bersepeda, berjalan, berlari, di saat-saat hujan juga merupakan keasyikan yang mengendorkan syaraf-syaraf khususnya dilakukan di desa-desa, tetapi hindari petir dan badai, bisa-bisa fatal, pulang tinggal nama saja. Melakukan penelitian dan riset kecil-kecil tuk keperluan spiritual akan amat membantu pengetahuan diri sendiri maupun orang-orang lain. Jadi isilah akhir minggu, liburan-liburan pendek dan panjang dengan hal-hal yang membantu relaksasi, berkunjung ke teman-teman, panti sosial, berdanapunia, dan “bermain-main” secara sosial amat berpahala, menolong kaum marginal dan membuat hati senang karena dapat membahagiakan orang-orang lain atau mahluk-mahluk hidup.
Jangan ke alam liar tanpa kostum, sepatu dan makanan yang memadai, obat-obatan, perban, payung dsb juga amat diperlukan, jangan sendirian kecuali medannya sudah sering dikunjungi. Perlengkapan tenda,gas,pisau dsb harus disertakan. Nah jangan lupa berpuja, meditasi, nyepi dan yoga sambil berekreasi di alam terbuka atau ruang-ruang terbuka di kota, tapi hindari sex bebas, alkohol, rokok, ganja dan sebagainya agar rekreasi tercipta prima dan jiwa raga tenteram, rileks dan damai. Om Sarwam Bhutam Shanti Mangalam.

Bibliography : -Bhagawat Gita
-Kompas Minggu 14-3-2010

Oleh : mohan m.s
Jakarta Nyepi 15-3-2010
diedit oleh : antonina