Arsip Kategori: culture

Perjalanan Guru Nanak

GURU  NANAK

 

Guru Nanak
Guru Nanak

Guru Nanak (Nanik), penemu ajaran (agama) Sikh lahir pada tanggal 15 April 1469 di sebuah gubuk sederhana di Talwandi, di distrik Lahore (saat ini masuk wilayah Pakistan). Pada era tersebut India masih dalam cengkraman penjajah Muslim yang disebut kaum Pathans, nuansa agama bagi masyarakat setempat khususnya bagi yang beragama Hindu sangatlah menyedihkan, apalagi ritual-ritual lebih ditekankan oleh kaum brahmana daripada pendalaman hakiki spiritual. Pada masa-masa yang amat suram ini Guru Nanak dihadirkan di kawasan tersebut.

 

Semenjak kecil Nanak telah membuat para guru, tetangga, orang tua dan teman-temannya takjub karena pengetahuan spiritualnya yang amat menakjubkan. Setiap hari setelah kembali dari sekolah Nanak muda ini oleh ayahnya diminta untuk menggembalakan sapi-sapi mereka. Pada saat sapi-sapi memakan rumput maka Nanak akan terlihat bermeditasi secara mendalam di bawah pepohonan yang rindang. Orang tuanya ingin mencegahnya agar tidak terlalu jauh masuk ke dalam dunia spiritual dengan memberikannya berbagai rintangan, namun senantiasa diselamatkan oleh “tangan-tangan yang ajaib”. Suatu saat ayahnya memberikan 20 rupees kepadanya dan meminta Nanak untuk membelanjakannya demi “tujuan yang baik dan bermanfaat”. Tanpa ragu-ragu ia pun membelikan santapan bagi para sadhus (kaum resi, suci), ia merasa amat berbahagia dapat memenuhi permintaan ayahnya tersebut.

 

Hal-hal ini membuat orang-orang disekitarnya yakin bahwa Nanak dilahirkan  demi tujuan-tujuan yang mulia dan suci. Beberapa tahun kemudian ia mulai menyebarkan ajaran-ajaran kasih Ilahi kepada sesamanya. Iapun ditentang dan diancam oleh pejabat-pejabat Negara, Kaisar, bahkan para mullah (kyai-kyai Islam); namun dalam setiap diskusi dan pertemuan Nanak akan tampil memukau dan menakjubkan bagi para penentang-penentangnya. Lama kelamaan sebagian besar pengkritik dan penentangnya yang muslim ini malahan menjadi pengikutnya. Ia pun memukau kaumnya sendiri (Hindu pada saat itu) dan merekapun berbondong-bondong menjadi muridnya, karena ajaran-ajarannya menentang berbagai ritual-ritual usang dan sistim kasta. Dalam perjalanan-perjalanan selanjutnya Guru Nanak dan kedua murid-muridnya Bala (Hindu) dan Mardana (Muslim) berkelana ke seluruh India, ke Mecca dan Medina, Persia, Kabul (Afganistan) dsb, secara niskala dan meninggalkan bukti-bukti kehadirannya disana yang sampai kini masih dapat ditemukan di lokasi-lokasi tersebut. Kemanapun Guru Nanak berkunjung, beliau senantiasa menyebarkan ajaran-ajaran agung nan universal yang amat dikagumi oleh kaum Muslim dan Hindu. Tema-tema  utama ajaran-ajaran beliau kami sarikan  di bawah ini:

 

  • Tuhan itu satu adanya. Tuhan yang Kasih dan Kesatuan. Tuhan yang sama dan Satu ini hadir dalam setiap pemujaan, tempat suci berbagai agama, bahkan di mana-mana tanpa batas.

 

  • Setiap manusia adalah sama dihadirat Tuhan YME. Mereka lahir dan mati secara sama. Adalah kewajiban setiap manusia apapun latar belakangnya untuk berdharma bhakti bagi sesamanya.

Pada usianya yang keempat puluh beliau dinobatkan sebagai Sad Guru (Adi Guru) oleh para pengikut-pengikutnya, Para pengikutnya disebut Sikh. Beliau menulis ajaran-ajarannya dalam bentuk-bentuk puisi yang teramat indah dan penuh makna-makna spiritual dan psikologis, inspirasi-inspirasi suci beliau dapatkan  dari hasil komunikasi beliau dengan Yang Maha Pencipta. Koleksi ajaran-ajarannya ini disebut Japji Sahib, dibukukan menjadi buku suci kaum Sikh yang disebut Guru Granth Sahib. Kitab suci ini adalah satu-satunya Guru Pedoman yang dipuja dan dihormati kaum Sikh. Kaum ini tidak memuja arca-arca dan tidak memerlukan ritual-ritual yang rumit. Kuil mereka disebut Guru Dwara, amat mirip dengan mesjid dan di tengah-tengahnya diletakkan kitab suci ini. Semua pengunjung akan bersujud di depan kitab suci, kemudian para wanita akan bersila di sebelah kiri, dan pria-prianya di sebelah kanan. Di tengah keduanya hadir karpet merah memanjang sebagai batas pemisah sekaligus untuk bersujud.

 

Banyak sekali yang seharusnya ditulis mengenai beliau dan kehidupannya sehari-hari namun karya kecil ini tidak sanggup memuatnya jadi kami sarikan yang utama-utama saja. Guru Nanak amat dicintai oleh kaum Hindu dan Muslim. Beliau berpulang pada tahun 1539, kedua umat ini memperebutkan jenazah beliau, namun setelah selimut jenazah disingkap ternyata raga beliau telah raib, yang hadir hanyalah hamparan bunga-bunga. Konon kabarnya, bunga-bunga ini dibagi dua.

Kaum muslimin pengikut-pengikutnya menguburkannya secara tradisi Islam dan kaum Hindu mengkremasikannya secara Hindu. Seorang penyair Nannihal Singh Layal secara indah bersenandung tentang Sang Guru ini :

 

“ Murni adalah kehadirannya, Kemurnian adalah ajaran-ajarannya”.

“Kasih adalah kehadirannya, maka hanya kasih yang senantiasa diajarkannya”.

“Kesederhanaan adalah wujudnya, maka kesederhanaan adalah wacana-wacana ajaran-ajarannya”

Utusan Ilahi nan damai dan adil adalah kehadirannya, inkarnasi utama dan kesama-rataan adalah jalan dan petunjuk-petunjuknya, penuh dengan iman dan bakti.

Nanak menyabdakan : “ Tuhan YME adalah yang terutama di atas segala-segalanya, Ialah Tuhan semuanya “

Walaupun ajaran Sikh bersifat monotheistik, hanya berkeyakinan satu Tuhan, namun ajaran ini tetap berlandas dan bernafaskan Hindu Kuno dan menghormati tokoh-tokoh Rama, Krisna, dan para dewa-dewi yang hadir di Guru Granth Sahib. Tuhan YME disebut bersifat Teramat suci, mulia, maha dalam segala-galanya, absolut (hakiki), hadir di mana saja, Abadi, maha Pencipta, asal muasal dari segala ciptaan, tanpa status dan atribut, tanpa benci dan bersifat sama rata ke setiap ciptaan. Kaum Sikh berperilaku vegetarian di dalam Guru Dwara, namun banyak juga yang menyantap yang berjiwa diluar itu. Sebagian vegetarian dan melakukan puasa-puasa tertentu, dan dhyana (meditasi). Daging sapi adalah pantangan utama mereka, namun susu sapi adalah menu utama yang amat disucikan sama dengan kaum Hindu. Baik di India maupun di Indonesia Agama Sikh terdaftar sebagai bagian dari agama Hindu.

 

Ada faham dalam agama Sikh yaitu hidup ini tidak bersifat dosa pada awal mulanya, dan hadir dari eksistensi yang murni dan akan selamanya murni.  Bagi ajaran Sikh  tidak ada kasta rendah maupun tinggi, tidak ada manusia pendosa  maupun suci.

 

Tuhan Yang Maha Esa

“Tuhan hanyalah satu (Eka, Ekoankar), namun bentuk-bentukNya tak terbatas, (Satnam, Kartha-purkh, dsb). Ia adalah Sang Pencipta, Ia juga yang bermanifestasi dalam wujud-wujud manusia, jauh dari kematian dan lepas dari kelahiran yang berulang-ulang”.

 

“Hanya satu YME, Sang Pencipta, Penyebab dari semuanya. Ia telah menciptakan semesta raya dan isinya  melalui KehendakNya yang senantiasa aktif. Barangsiapa sadar akan misteri agung dari yang satu namun banyak ini, akan menyatu dengan-Nya”.

 

“Ia yang Maha Hakiki ini hadir tanpa kata-kata tanpa wujud dan tanpa nama. Sewaktu bermanifestasi Ia disebut Sabda (Sabd), Sabda adalah asal muasal seluruh ciptaan. Sabda adalah Omkara (Ekoankar), simbolnya Om dalam aksara Sind/Punjabi Kuno”

 

“Barangsiapa berpasrah total kepadaNya, maka ia akan mencapai tujuan, tidak ada jalan lain, Manusia mendapatkan kehendakNya melalui hubungan dengan Sabda Suci. Asal mula penciptaan dan pralaya (kiamat)  berasal dari Sabda. Demikian juga nantinya penciptaan dan daur – ulangnya akan berawal dan berakhir dengan Sabda”.

 

“Tidak ada seorangpun yang dapat menjabarkanNya melalui logika duniawi ini, walaupun orang tersebut mencobanya selama ratusan tahun”.

“Rasa cukup tidak akan pernah terpuaskan walaupun dengan menghabiskan seluruh kekayaan dunia materi ini”.

“Seseorang tidak akan mencapai Tuhan melalui nalar pemikirannya (logika manusia)”.

“Bagaimanakah caranya agar seseorang dapat memahami Kebenaran dan menembus awan Kebodohan? Ada jalannya wahai Nanak, yaitu dengan menyelaraskan kehendak orang tersebut dengan KehendakNya, yang sebenarnya sudah direkayasa olehNya juga (dari awal penciptaan ini)”

“Semua di dunia ini adalah wujud-wujud manifestasi-manifestasi kehendakNya, namun Kehendaknya ini tidak dapat dijabarkan  oleh siapapun juga. Melalui KehendakNya maka materi dipercepat  menuju kearah kehidupan”.

“Melalui KehendakNya keagungan dapat tercapai, melalui KeagunganNya juga ada yang dilahirkan pada posisi yang tinggi dan ada juga pada posisi yang rendah”.

“Melalui KehendakNya, suka dan duka direkayasa, melalui KehendakNya juga yang suci mendapatkan keselamatan”.

“Melalui KehendakNya mereka-mereka yang batil berkelana terus dalam kelahiran-kelahiran yang tidak terhentikan. Kesemuanya ini hadir dalam KehendakNya, tiada satupun yang dapat eksis tanpa kehendakNya”.

“Wahai Nanak, seseorang yang telah selaras nadanya dengan KehendakNya, terbebas secara tuntas dari berbagai ego-egonya”.

“Ada yang melantunkan kidung- kidung keagunganNya, sesuai dengan KehendakNya, ada yang berkidung akan KedashyatanNya, dan merasakan kedashyatan ini sebagai tanda-tanda yang berasal dariNya. Ada juga yang menyenandungkan kidung-kidung yang menggambarkanNya sebagai Yang Maha Tanpa Batas”

“Ada yang bernyanyi bahwasanya Ia mampu merubah debu menjadi kehidupan dan kehidupan kembali menjadi debu (tanah). Iapun Sang Pencipta (Brahma),Shiwa (Sang Penghancur), dan Wisnu (Sang Pengayom) dan Pemberi kehidupan ini”.

“Ada juga yang menyanyikanNya sebagai yang Maha Dekat  dan Yang Maha Jauh, tidak ada akhir dari berbagai ungkapan-ungkapan manusia ini. Banyak yang telah berusaha mengungkapkanNya, namun Ia senantiasa adalah Yang Maha Tak Terungkap”.

“Sebagian manusia berdoa memohon hadiah dan berkah, Beliaupun menganuhgrahkannya tanpa membatasi. Kalau semua ini berasal dariNya semata, lalu apa yang dapat manusia haturkan kembali kepadaNya. Lalu apa yang dapat kami doakan agar Ia mengasihi kami?”

“Pada dini pagi menjelang subuh, haturkanlah dirimu dalam bentuk dhyana kepadaNya yang Maha Suci, bermeditasilah  kearah KeagunganNya penuh puja puji”.

“Kelahiran kita semua berasal dari karma-karma kita sendiri, namun kebebasan hanya hadir dari wara-nugrahaNya. Wahai Nanak fahamilah bahwasanya Yang Sejati ini hadir di dalam semua ciptaan-ciptaan ini”.

“Mereka-mereka yang senantiasa memujaNya akan diperlakukan secara hormat, wahai Nanak, berkidunglah senantiasa ke khazanah sumber kekayaan semua kebajikan ini”.

Sabda   ( Omkara,  Ekoankar)

“Dengan berkomunikasi ke Sabda , maka seseorang akan/ mencapai status Siddha (manusia yang memiliki sidhi yaitu kekuatan-kekuatan super natural), status Pir(di India/ Pakistan, Pir adalah guru-guru mursyid muslim yang dianggap masih hidup walaupun sudah tiada), status Sura (dewata), ataupun status Nath (yogi yang suci)”.

“Melalui komunikasi dengan Sabda, seseorang akan memahami rahasia bumi ini, semesta dan kekosongan yang melingkupi semesta ini (Bhur,Bwah, dan Swah)”.

“Melalui komunikasi dengan Sabda, maka seseorang akan lepas tanpa halangan, melalui gerbang-gerbang Kematian”.

“Melalui komunikasi dengan Sabda, seseorang dapat memiliki kekuatan Shiwa, Brahma, dan Indra. Bahkan seseorang dapat melewati semua karma-karmanya di masa lalu”.

Guru

“Semua orang dapat menyebut namaNya, namun hal tersebut tidak dapat merealisasikanNya”.

“Sewaktu Sang Guru menghadirkan Tuhan di dalam jalan pikiran seseorang maka orang tersebut akan mendapatkan pahalaNya”.

“Di dalam rumah (raga)mu hadir kekayaan ini, Ia tidak hadir di luar rumah ini”.

“Hanya melalui anugrah Sang Guru sajalah dikau akan mencapaiNya” . .

Sadhana

“Ingatlah senantiasa kepada Sang Guru yang hadir di/dalam dirimu sendiri, melalui lidahmu ulanglah kata-kata yang telah diberikan oleh gurumu”.

Tiga sendi-sendi utama agar sang jiwa dapat mendekatiNya :

  1. Satguru (guru sejati)
  2. Satsangat (kelompok atau Jamaah, sanggah)
  3. Sat-Nam ( nama yang Benar Tuhan YME)

“Seyogyanyalah jadikan rasa berkecukupan sebagai anting-antingmu, dan kerinduanmu ke Yang Maha Suci sebagai pundi-pundi uangmu”.

Dispensasi Suci dan Maha Agung

“Apapun yang dikau tanam, akan dikau petik hasilnya”.

 “Kita semua menerima dengan jatah yang telah direkayasa olehNya semata”.

“Ia maha pemberi dan maha mengetahui, namun hanya sedikit manusia yang dapat memahami hakekatNya ini”.

“Semua hal terjadi sesuai dengan kehendakNya, sabda Nanak seandainya manusia berpikir diriNya besar dan agung maka ia tidak akan maju sedikitpun dan malahan akan segera layu dan punah”.

Pemuja-Pemuja yang Sejati

 

“Pemuja-pemuja sejati tidak terpengaruh oleh jalan pikiran mereka, karena fokus pemikiran mereka terpusat hanya kepadaNya semata”.

“Kebijakan Sang Guru bercahaya di sanubari mereka, kegelapan awidya (kebodohan) merekapun sirna oleh karenanya”.

“Pemuja-pemuja Tuhan memiliki kekayaanNya tertanam di dalam diri mereka semata”.

“Mereka-mereka yang telah terisi dengan Sabda maka jalan pikiran dan nafsu-nafsu mereka telah terpuaskan”.

Doa Puja Puji

 

“Ibarat lebah hitam, akupun senantiasa mendambakan madumu setiap pagi dan petang. Anugrahkan kepadaku chatrik (nektar kehidupan dari YME) agar wahai Tuhan akupun dapat menyatu dengan Namamu”.

“Sabda Nanak, “ Noda-noda masih menempel pada namaku. Namun aku berpasrah kepadaMu, wahai Tuhan mohon tutupilah aib-aibku ini”.

“Ada lima jenis puja-puji (doa-doa), lima kali memuja, dan lima nama bagi masing-masing doa ini. Yang kesatu adalah kebenaran, yang kedua adalah doa-doa yang tepat, yang ketiga adalah bhakti bagi sesama atas nama Tuhan, yang keempat adalah hasrat dan pikiran-pikiran yang baik, dan yang kelima adalah puja-puji demi keagunganMu semata”.

Wacana-Wacana Mutiara

“Ibarat keharuman yang hadir di dalam sang bunga, ibarat pantulan yang hadir di cermin, demikian juga pantulan YME hadir di dalam dirimu sendiri”.

“Mengapa dikau mencari-cariNya diluar? Berkas-berkas cahaya menyatu dengan Sang Surya, ombak menyatu dengan samudra, penerangan menyatu dengan cahaya Ilahi, dan manusiapun terpuaskan. Apapun yang dikau lakukan setiap pagi dan petang telah tersurat di dahimu”. .

Demikianlah sekelumit wejangan-wejangan dari Guru Nanak yang dimuliakan, anda dapat menyimaknya lebih lanjut  Sukhmani Sahib  Suatu karya suci maha karya dari Guru Nanak, yang akan menyentuh setiap kalbu pembacanya. Om Shanti Shanti Shanti Om.

 

mohan m.s

Cisarua, 3 Okt. 08

 

 

 

 

diedit oleh : antonina uvi

Pengaruh kultur budaya dan ilmu pengetahuan hindu india ke dunia luas

PENGARUH KULTUR BUDAYA DAN ILMU PENGETAHUAN
HINDHU-INDIA KE DUNIA LUAS

Sering kita berpikir bahwa India adalah negeri asal para bintang-bintang Bollywood yang bernuansa gemerlapan dengan segala pernak-pernik dan gerak tari dan musik yang semarak, yang digilai milayaran pirsawan di seluruh dunia. Namun sedikit sekali yang sadar bahwasanya tanpa warisan dari Tanah Barata maka hidup di dunia tidak akan semaju dan secanggih ini. Warisan-warisan tersebut adalah : berbagai ilmu pengetahuan, sains, agama, filosofi, pengobatan, matematika, ilmu ukur, astronomi, dan banyak lainnya. Tanpa sumbangsih India Kuno ke berbagai kawasan Timur Tengah, Mesir, Iraq, Persia (Iran), Eropa, maka dunia yang kita tinggali ini tidak akan seperti ini. Tahukah anda bahwa permainan catur berasal dari India, padahal India sendiri tidak pernah menjadi juara catur dunia.
Di masa-masa yang amat silam sewaktu peradaban Indus Kuno (sekarang masuk ke wilayah Pakistan) berkembang ke arah Hindhu Dharma yang bersifat universal, maka para maha resi dari zaman ke zaman pada era-era tersebut telah mencapai berbagai penghayatan dan pemahaman berbagai pengetahuan yang dahsyat, yang melingkupi berbagai bidang diantaranya astronomi, arsitektur, filosofi, obat-obatan, dsb. Semua pengetahuan ini kemudian pada waktunya yang tepat diwariskan ke masyarakat dan selanjutnya mendunia melalui berbagai migrasi manusia. Contoh Cina mempelajari obat-obatan, agama, matematika, astronomi, ilmu ukur bahkan seni bela diri dari India. Sebaliknya Indiapun banyak sekali mendapatkan manfaat dari negara ini, hubungan kedua negara adi-daya di masa itu menghasilkan deklarasi persaudaraan di antara keduanya (disebut Hindhi-Chini Bhai-bhai, yang artinya India-China adalah dua bersaudara kandung). Pada era pra-Islam, maka Hinduisme telah masuk dan menjadi pedoman agama di Iraq, Iran, sampai Afganistan. Begitupun dengan Buddisme pada masa-masa selanjutnya. Menurut Muhammad Hedayetullah dalam bukunya : “Kabir, The Apostle of Hindu-Muslim Unity.” maka : “Para penguasa di Timur-Tengah dan Asia pada masa sebelum Islam telah menjalin kerja-sama yang amat erat dengan India dalam bidang agama, astronomy, arsitektur, sains, dan matematika, dsb.”
Di Persia dan seluruh kawasan Timur-Tengah ditemukan sisa-sisa ratusan ribu kuil dan wihara Buddhisme yang kemudian pada masa jayanya Islam, seluruh bangunan-bangunan suci kaum dharma ini dihancurkan secara total. Konon Sultan Harun Al-Rasyid menurut penulis di atas, memperkerjakan puluhan tabib dari India untuk mengobati Sultan, para elite dan masyarakat Iraq kuno dan kemudian para tabib ini mengalihkan pengetahuan-pengetahuan ini ke para ahli setempat. Banyak juga yang kemudian menetap dan menjadi warga setempat.
Kuil Hindu dan Wihara Buddhis bertebaran dalam jumlah puluhan ribu, dari Afghanisthan, Baluchistan sampai ke Saudi Arabia (masa itu nama Saudi Arabia belum eksis). Tradisi bersholat, bertasbih, berzikir, berbusana dan bersantap pada saat ini di kawasan-kawasan Timur Tengah dan Asia ini berasal dari berbagai tradisi Hindhu kuno masa-masa tersebut yang berasal dari pengaruh Hindu-Buddhis masa lalu. Konon pengaruh tersbut telah masuk dari masa-masa pemerintahan Sang Rama, Para Pandawa dan raja-raja lainnya. Menurut Smriti maka berbagai kerajaan ini telah ditaklukkan India pada masa-masa tersebut. Demikian juga dengan berbagai ajaran kaum Sufi baik di India maupun di Timur Tengah.
Selain pengaruh budaya dan agama, maka kisah legenda 1001 malam itu sendiri banyak yang terpengaruh oleh legenda-legenda yang terdapat di India sampai sat ini. Kitab-kitab suci kaum Judea (Yahudi) seperti Perjanjian Pertama, Taurat dan Zabur merupakan replika dari berbagai kitab-kitab suci di India seperti Vedanta, Manawa-Dharma-Shastra, kisah-kisah Manu (Nabi Nuh), Parikesit dan Vikramajit (Nabi Sulaeman). Adam adalah Brahma (Versi Weda), Daud mirip dengan Kumara, namun Kumara tidak pernah menikah sedangkan Nabi Daud beristri 99 orang.
Di bawah ini terdapat tulisan-tulisan dari seorang penulis dan peneliti kawakan dari Barat yaitu A.L.Basham, dalam bukunya yang amat disegani oleh kaum cendekiawan di dunia yaitu : “The Wonder That Was India”. Di bawah ini terdapat beberapa cuplikannya:
Hutang dunia kepada India
“Saya tidak akan menjabarkan akan berbagai pengetahuan yang dimiliki oleh kaum Hindhu…………mereka memiliki berbagai penemuan yang teramat peka mengenai ilmu astronomi, dan sebagainya. Berbagai penemuan dan pengetahuan mereka ini jauh lebih canggih daripada penemuan-penemuan bangsa Yunani dan bangsa Babylonia…..Kaum Hindhu juga telah menemukan berbagai pengetahuan yang amat menakjubkan (di luar kata-kata) untuk diterangkan seperti ; Sistim Matematika yang amat rasional (sistim sembilan symbol), ilmu ukur, dsb. dsb.”
-The Syrian astronomer-monk Severus
Sebokht (A.D.662).

Halaman 479 buku tersebut menambahkan :
“Islam tidak menghancurkan India, seperti halnya dengan Persia (Iran) yang hancur lebur total oleh serangan dan pengaruh Islam. Beberapa area di India memang kemudian berubah menjadi daerah-daerah pemukiman Islam, namun kaum Sufi dan para sultan-sultan Islam lebih memilih bekerja –sama dengan kaum Hindu. Akibatnya kemudian, masyarakat Hindhu dan Muslim memilih untuk hidup berdampingan dan seterusnya budaya mereka saling berasimilasi dan mempengaruhi satu dan yang lainnya.”

Lebih lanjut Hal.484, mengatakan :
“Kebudayaan dan kultur Hindu di India senantiasa menang atas berbagai jenis penjajahan dan pengaruh dari masa ke masa yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Indo-Eropa, Messopotamia, Iran, Yunani, Roma, Seythian, Turki, Persia, Arab, Portugis, Inggris, dsb. Kaum Hindhu kemudian beradaptasi dengan semua pengaruh dan kultur-kultur tersebut.
Sebaliknya kultur budaya Hindu, saya yakin akan senantiasa berinspirasi ke umat manusia. Misalnya Bhagawat-Gita dan berbagai Upanishad, dengan pesan-pesannya yang amat mendalam akan selalu memikat dunia. Umat manusia senantiasa akan tertarik oleh berbagai legenda seperti Mahabrata, Ramayana, Shakuntala, dan Pururawas-Urvasi.”

Di Hal.485. Bisham mengatakan :
“Hutang dunia ke India adalah seperti berikut ini : Seluruh Asia Tenggara mendapatkan nilai-nilai kultur-budaya dari India, dimulai dari Ceylon (Srilangka) pada abad ke 5 B.C. (Sebelum Masehi). India dan Asia Tenggara secara keseluruhan pada era dahulu disebut HINDIA-BESAR”.
“Asia mendapatkan berbagai bentuk budaya, makanan, ilmu-ilmu pengetahuan bahkan permainan catur dari India”.
“Kaum Judea, sekte Essenes (kaumnya Jesus Kristus), dipengaruhi oleh ajaran-ajarana Buddhisme. Legenda-legenda yang sama yang terdapat di Old Testament terdapat dalam skripsi-skripsi kuno berbahasa Pali.”
“Ajaran-ajaran mistik Pythagoras ke Plotinus, terpengaruh oleh berbagai ajaran Upanishad (akibat kontak budaya Helenik dan India yang ditenggarai oleh kerajaan Achalmenid, kemudian dilanjutkan oleh Roma, dan para pedagang antara negara-negara tersebut dengan India). Kami tahu bahwa pada zaman tersebut para kaum yogi India sering berkunjung ke Barat. Di Alexandria (Mesir) terdapat koloni kaum pedagang Hindu pada era-era tersebut. Jadi pengaruh Hindu-India ke budaya Neo-platoisme dan Kristen pada masa-masa lalu tidak dapat dipungkiri.”
“India dari masa ke masa juga mempengaruhi budaya Eropa melalui berbagai gerakan Theosofi, kaum Buddhist, kaum yogi dari Bengali, oleh Parahamsa Ramakrishna, Swami Vivekananda dan selanjutnya oleh ajaran Mahatma Gandhi, dst.”
“Kita semua tahu bahwasanya Goethe meminjam dramaturgi Afaust” dari India. Goethe dan hampir semua budayawan Barat telah mempelajari dan terpengaruh oleh ajaran monisme India (contoh : Schopenhaner, Fichte, Hegel, Emerson, Thoreau, Walt Whitman, dst. dst.). Pengaruh India terasa di seluruh penjuru dunia dalam berbagai bidang kehidupan manusia, dan lebih terasa lagi setelah India ini merdeka.
Dalam Hal.492, buku tersebut mengatakan :
“Sistem kalender dunia pada era modern ini juga berawal mula di India (paksa,purniwasya, amawasya, sulapaksa, kresnapaksa, dsb).Terdapat 12 bulan (sistem lunar, rembulan) yang berjumlah 354 hari setahun, yang kemudian setiap 2 atau 3 tahun dilengkapi mirip kalender saat ini. Pada zaman Gupta kalender Surya telah dikenal lengkap dengan semua zodiak-zodiaknya. Berbagai era penting tercatat oleh India kuno seperti era Wikrama (50 B.C.), Era Sulaeman, kemudian Era Saka (A.D.78), Era Gupta (A.D.320), Era Harsa (A.D.606), Era Kalacuri (A.D.248), dst.

Selanjutnya dalam Hal. 496, buku tersebut mengatakan :
”Sistim desimal dipelajari oleh bangsa Arab dari India. Kaum Arab menyebut matematika dengan nama Hindisat. Kaum ini mempelajari semua ilmu-ilmu ini melalui Iraq, kemudian melalui perdagangan antara India dan Timur-Tengah sebelum hadirnya Islam, dan akhirnya kaum Islam belajar lebih banyak lagi setelah mereka menjajah India melalui Sind,”
“Berbagai penemuan-penemuan yang besar di dunia Barat mustahil terjadi tanpa penemuan matematika, sistim numeral, abjad dan tata-bahasa yang berasal dari India. Jadi sebenarnya dunia pada saat ini berhutang ke India dan kaum Hindu untuk semua kemampuan teknologi di dunia ini, karena awal sains dan berbagai ilmu pengetahuan berasal dari India.”
“Matematika yang ditemukan di India seperti Brahmagupta (abad ke 7), Mahavira (abad ke 9), dan Bhaskara (abad ke 12), pada era-era tersebut belum dipahami sama sekali oleh dunia Barat. Aryabhata adalah nenek-moyang ilmu matematika modern dewasa ini. Belum lagi ilmu-ilmu seperti trigonometri, spherical-geometry, kalkulus, astronomi, dsb. Angka Zero (nol, nil) atau Sunya dan tak terbatas berasal dari kaum Hindu.”

Di hal.497, Basham menambahkan :
“Istilah ether (akasa) berasal dari Hindhu dan Jainisme, demikian juga istilah atom ( anu), benda terkecil. Kaum Buddhist, Ajivikas, Waisesika sudah amat faham akan ilmu-ilmu tersebut sewaktu dunia Barat masih tertidur.”
“Pada abad-abad pertengahan, para tabib India yang pada mulanya mempengaruhi ilmu pengobatan di Timur-Tengah, telah berhasil mempelajari unsur merkuri. Hal yang sama telah dipelajari juga oleh tabib-tabib Arab pada masa tersebut. Dari daratan Arab berbagai pengetahuan ini kemudian bertransmigrasi ke dunia Barat. Demikian juga halnya, berbagai pengetahuan berpindah dari daratan Cina ke Eropa (contoh kecil, spageti berasal dari bakmi).

Dalam Hal. 499-500, buku tersebut mengatakan :
“Psikologi dan pengobatan sudah dikenal di India kuno (contoh : Ayur Weda, Caraka dan Susruta, dari abad 1 sampai dengan 4 A.D.). Bahkan operasi Caesar dan berbagai jenis operasi empirik telah mereka pahami. Operasi plastik telah mereka kenali (Contoh, Srikandi yang dioperasi kelaminnya oleh seorang resi yang terkenal). Para dokter di India kuno telah mengenal operasi-operasi seperti memperbaiki hidung, telinga dan bibir. Di samping itu, pengobatan Veterinari bagi faunapun telah lazim dilakukan pada era Hindu kuno.

Dalam Hal.503. buku tersebut mengatakan :
“Timbangan dan sistim ukuran juga berasal dari India kuno, Manu (manusia pertama) memperkenalkan timbangan emas untuk kaum pandai emas seperti berikut ini :
5 raktika = 1 masa
16 masa = 1 karsa (atau talaka, suwarna)
4 karsa = 1 pala
10 pala = 1 dharana, dst. dst.
1 pala = 1,5 oz. Atau 37.76 gram)
Demikian juga halnya dengan ukuran panjang dan lebar yang dikenal dengan sebutan yava, ansula, dan sebagainya. Sang waktu diukur dengan terminology seperti ; nimesa, kastha, kala, nadika, muhurta, dsb.”

Dalam Hal. 506, buku tersebut mengatakan :
“Alfabet dan bunyinya berasal dari India kuno. Pada masa tersebut huruf dan kata-katasudah eksisi seperti berikut ini : a, i, u, r, l, e, ai, o, k c, t, p, kh, ch, th, ph, g, j, d, b, gh, jh, da, bh, n, m, y, u, s, dst. Sampai berjumlah 49 kata yang kemudian bertambah terus.
Huruf, aksara dan bunyi-bunyinya kemudian bermigrasi ke Timur-Tengah, Asia sampai ke Jepang, Eropa, dst. Baik dalam bentuk abjad, bahasa, maupun dalam bentuk sastra, puisi, prosa, dsb.”

Dalam Hal. 512 dan 513, buku tersebut mengatakan :
“Kaum gipsi ternyata adalah turunan kaum Hindhu yang berkelana ke berbagai sudut Eropa dan dunia. Pada saat ini mereka terbagi dalam gipsi Eropa, gipsi Rusia, gipsi Hungaria, dsb. Para ahli berpendapat bahwasanya bahasa yang dipakai oleh kaum Gypsi Eropa berasal dari bahasa Indo-Aryan (Hindhu-arya).
Penyair terkenal asal Persia (Iran) yang bernama Firdusi (zaman pra Islam), dalam karyanya yang berjudul “Book of kings (Shah-namah) menulis bahwa pada abad V Sasanian, Raja Bahram Gur, mengundang 10.000 pemusik dari India ke kerajaannya ternyata para pemusik India ini kemudian menjadi cikal-bakal musik di Timur-Tengah sampai saat ini.
Pada zaman A.D.810, kaum Athinganoi yang berasal dari India Kuno telah menetap di Constantinople, mereka mencari nafkah sebagai ahli sulap dan seniman. Saat ini keturunan mereka disebut Gypsi.”
Inilah sebagian tulisan dari A.L.Basham, seorang penulis Inggris yang jujur dengan masalah-masalah India. Bagaimana dengan pengaruh Hindu di Indonesia, kita semua tentu telah mengetahuinya baik dari sejarah maupun dari berbagai warisan budaya, bahwasanya kita semua atau sebagian besar sebenarnya berasal dari India juga. Kata INDONESIA, menurut Hindhu Vishva, Weda in the World, berasal dari kata INDO-NESUS (HINDU-ISLANDS). Indo sendiri berarti India (bahasa Belandanya Indie) dan pada awalnya Indonesia disebut sebagai Hindia-Belanda. Jadi sesuai dengan berbagai shastra widi di India seperti Ramayana dsb. Maka Indonesia pada masa lalu adalah bagian dari India (Barata-Warsa), bukan jajahan namun lebih merupakan sister-country.
Hasil dari pengaruh Hindu ke kemerdekaan kita adalah falsafah hidup PANCASILA, yang lahir dari seorang turunan Hindu di Bali (Soekarno). Tanpa falsafah ini kita mungkin telah terpecah-pecah ke dalam beberapa negara.
Walaupun pada saat ini kaum dharma di Indonesia merupakan kaum minoritas, namun dampaknya masih terasa untuk dunia. Borobudur, Prambanan dan Wayang telah dideklarasikan sebagai warisan budaya dunia, entah apalagi nantinya. Tanpa kita sadari berbagai falsafah dan kebudayaan serta filosofi Hindu-Buddhist telah melandasi dan menghidupi insan Indonesia sampai saat ini.