Arsip Kategori: Avatara

Tanda-tanda Kembalinya Sang Dharma ke Nusantara

Banyak yang percaya bahkan sangat yakin bahwasanya suatu hari nanti Hindu Dharma akan kembali hadir dan berjaya di Nusantara ini. Hal tersebut diramalkan di ramalan Ronggowarsito Jayabaya secara tersirat. Perihal yang sama juga dipercaya oleh mereka-mereka penganut aliran Kejawen dan sebagian umat Hindu dan Islam di tanah air ini. Namun konon katanya sebelum Sang Dharma (Kebenaran Sejati) kembali ke Nusantara ada beberapa tanda-tanda yang harus dicermati secara seksama seperti: negara yang amburadul tanpa etika dan disiplin,korupsi,dan bencana ekonomi yang berkepanjangan,bencana alam yang seakan-akan tidak mau berhenti,kemiskinan dan kesengsaraan sebagian besar masyarakat,kehancuran moral dan spiritual,penghancuran antar umat bahkan sesama umat,dan sebagainya yang mengerikan dan memprihatinkan kita semua.

Namun ada juga teori yang menarik, yaitu Sang Dharma akan kembali dengan memakai “ jubah yang baru”. Jubah berarti pakaian ,dan karena kata Jubah berasal dari Timur- Tengah maka teman-teman saya yang beragama Islam sering
mendiskusikannya sebagai faham-faham Islam baru yang plural dan sekular sesuai Al-Quran Al-Karim yang dimuliakan itu. Tanda-tanda kehadirannya memang jelas dengan munculnya tokoh-tokoh Islam seperti Gus Dur,Cak Nur(almarhum),Ulil Abdullah,dst dst. Namun ada juga yang berkilah kunci spiritual itu ada pada reinkarnasi Nabi Isa,dan konon banyak juga yang ditangkap aparat karena mengaku-ngaku titisan Nabi Isa bahkan malaikat Jibrail(Jibril,Gibrael),dsb. Kebenarannya hanya YME sendiri yang tahu.

Sewaktu saya berpaling ke umat Hindu dan Buddha untuk mencari konfirmasi akan hadirnya Sang Dharma,maka jawaban-jawaban yang saya dapatkan rata-rata sama saja yaitu tanda-tanda alam yang makin hari makin menggila di Indonesia maupun secara global. Namun saya lebih tertarik mempelajari fenomena-fenomena”jubah baru tersebut.” dari sudut pandang saya sendiri. Mungkinkah “jubah” tersebut adalah suatu kebiasaan atau ilmu (ajaran) yang baru yang masuk kembali ke Indonesia tanpa banyak registensi dan tidak disebut sesat. Kalau betul, fenomena apakah itu?

Saya ingin mengajukan fenomena yang disebut yoga (hatha yoga dan meditasi) yang makin hari semakin menyebar dengan luas di negara kita ini, Perhatikan tiada hari di Indonesia ini tanpa berita-berita akan praktek-praktek,ajaran-ajaran dan berbagai manfaat yoga ini di berbagai mass media seperti majalah,koran,radio dan TV.
Bentuk bentuk yoga ini selain yang berasal dari India,maka hadir juga yang dari daratan China seperti Tai-Chi,dari Jepang plus prana dari Filipina,(Reiki),dsb. Di/mana-mana kursus- kursus yoga menjamur bahkan telah menjadi konsumsi elit di hotel-hotel mewah bagi kaum yang punya dan para selebriti. Yang lebih menarik lagi,hadir juga yoga Islam dan yoga Kristen,dsb. Fenomena ini merupakan bentuk pengakuan akan yoga asal Hindu tetapi dikemas dengan agama masing-masing agar umatnya tidak pindah ke agama Hindu-Buddha (Dharma) karena manfaat yoga dan meditasi yang bahkan sudah diakui oleh para dokter dan ilmuwan ini, saya pribadi pernah mengajar yoga dan meditasi kepada beberapa dokter asing dan lokal sampai kini, bahkan ajaran-ajaran yoga kami yang disebut Shanti Hatha Yoga ini sudah dipraktekkan di Indonesia,Australia,Jerman dan USA dengan berhasil secara medis maupun secara filosofis dan psikologis. Pasti rekan-rekan guru yoga lainnya pun punya pengalaman-pengalaman yang sama ini!

Mungkin tafsiran saya bahwa Sang Dharma yang telah kembali ke Nusantara dengan menyamar memakai jubah yoga ini salah!. Kalau demikian sudi beri saya masukan-masukan yang benar dan lebih terarah,namun kalau ada kebenarannya maka marilah kita cermati dan pelajari fenomena yang satu ini yang sedang berlangsung secara alamiah dan sistematis. Pada saat yang sama tampaknya Adharma pun ikut “menyelonong” masuk dalam bentuk-bentuk guru-guru yoga palsu,teknik-teknik yoga dan meditasi yang diikuti unsur-unsur materi dan cabul,asal jadi,dsb.

Selain hal-hal tersebut diatas kita melihat masuknya unsur-unsur vegetarian ke dalam kehidupan sebagian kecil masyarakat kita oleh karena; (1) kesadaran akan kesehatan yang tinggi. (2) karena rasa welas-asih kepada mahluk-mahluk ciptaanNya. (3) karena terlanda kemiskinan,dsb. Apapun itu, unsur-unsur dan praktek-praktek vegetarian dan ahimsa (non-violence atau non kekerasan) ini adalah unsur-unsur vital dalam ajaran Dharma,yang makin mengglobal pada zaman ini baik dibelahan bumi Barat maupun di Asia.

Sewaktu terjadi kekerasan pada umat berbagai agama di Monas,beberapa waktu yang lalu,maka reaksi-reaksi yang beraneka-ragampun muncul pada mereka-mereka yang menganiaya dan teraniaya ini. Pada prinsipnya mayoritas menolak segala bentuk kekerasan dan kezaliman antar umat, sesama umat,bahkan segala bentuk-bentuk premanisme baik di kampus-kampus di jalan-jalan bahkan di mana saja. Rakyat kita mulai bereaksi dan muak terhadap segala bentuk kekerasan,kemunafikan,kepalsuan,dst. Sebagian umat dari berbagai agama,kepercayaan lalu mulai berpaling ke yoga dan meditasi Mungkin anda ingin lebih tahu apa makna dan praktek-praktek yoga yang sebenarnya ini? Dibawah ini secara ringkas saya coba jelaskan:.

Pemahaman dan manfaat yoga

Kata yoga sendiri bermakna ilmu pengetahuan. Jadi sebenarnya yang harus difahami dulu adalah yoga yang sedang populer dan “boom”di Indonesia ini adalah Hatha Yoga (pengetahuan atau ajaran akan olah-tubuh), bahasa Inggrisnya adalah body exercise. Sedangkan meditasi yang menyertainya adalah bentuk pernafasan (pranayama) yang kebanyakan variatif khusus bagi kesehatan. Meditasi spiritual tidak begitu saja diajarkan oleh guru-guru spiritual karena bersifat tertutup dan tidak boleh untuk orang luar, dan terbatas pada murid-murid perguruan tertentu. Yoga-yoga yang berhubungan dengan pembangkitan Kundalini pada umumnya bohong belaka apalagi kalau tidak disertai dengan pola makan vegetarian dan upaya-upaya spiritual tertentu kalau betulpun sebagian besar bersifat siddhi (salah jalan).

Di Indonesia saat ini mereka-mereka yang tertarik kepada yoga pada umumnya terdiri dari orang-orang yang memang gemar pada kesehatan dan hal-hal yang bersifat spritual,namun lebih banyak lagi karena mengiginkan kesehatan dan kesembuhan yang lebih prima setelah gagal dalam menjalani perawatan maupun gagal dalam mengatasi gejolak-gejolak kehidupan seperti stress, dan lain sebagainya. Walaupun kehidupan mereka dapat disebut sukses dan mapan secara ekonomi. Ada baiknya selalu belajar yoga dari berbagai guru guru internasional maupun nasional, namun jauhi yang berbiaya mahal dan sok pamer kesaktian. Semua itu tidak berhubungan dengan yoga demi kesehatan yang sejati baik secara lahir maupun batin.Saat ini boom yoga membuat sementara orang latah ikut-ikutan yoga bahkan mengaku dirinya guru yoga karena tidak seperti di Eropah, USA,Australia dan Canada,disini tidak ada peraturan dan proteksi dari pemerintah maupun departemen kesehatan yang terkait.

Jadi kalau sembrono yang didapatkan bukannya kesehatan tetapi malahan cedera tubuh apalagi kalau belajar sendiri tanpa tuntunan guru yang handal. Idealnya yoga sebaiknya dipelajari semenjak usia kanak-kanak atau remaja, apalagi cara pandang kaum cendekiawan sudah menyatakan yoga olah-tubuh ini baik bagi “mind, body,dan spirit”setiap individual. Dalam Bahasa Sansekerta kata yoga berasal dari kata Yuj (union,penyatuan). Sewaktu kita berlatih fisik dan mental secara seksama dan penuh disiplin maka lambat laun akan hadir rasa keseimbangan penyatuan dengan Sang Jiwa Yang Maha Agung,sebuah bentuk ilmu pengetahuan sederhana dan kuno namum efektif bagi manusia modern secara universal.

Referensi yoga paling tua menyatakan yoga telah hadir semenjak kurang lebih 3000 tahun lalu dengan belasan ribu gerakan (asanas) yang menjadi cikal bakal ilmu Kung Fu (di China) dan silat di Asia termasuk ajaran Zen, Karate, Aikido dst. Namun pada tahun 200 masehi oleh Patanjali yang dikenal sebagai bapak yoga telah digali kembali dan saat ini menjadi kebutuhan kesehatan yang amat diperlukan. Yoga adalah Dharma dalam pembentukan karakter dan kesehatan manusia era ini!

Ada ribuan aliran yoga saat ini, namun prinsipnya dasar-dasar yoga ada 8 tahap:

1. Yama : yaitu dilarang melakukan kekerasan
(himsa), berbohong, mencuri, seks bebas, rakus,iri hati dsb.
2. Niyama : dianjurkan menjaga kebersihan lahir batin,lingkungan,kesederhanaan,bersyukur selalu untuk apa adanya,rajin belajar dan setia pada pasangan hidup,guru,orang tua,negara, dst.
3. Asana : pelatihan atau posisi posisi hatha-
yoga menyeluruh yang meliputi gerakan-gerakan sambil berdiri,duduk,berbaring dan juga secara akrobatis demi menjaga otot-otot persendian, organ-organ bagian dalam dan luar tubuh.
4. Pranayama : pernafasan yang dilatih secara sistematis baik secara individual maupun berkelompok.
5. Pratihara : memusatkan pikiran dan perhatian ke dalam diri, membatasi diri dari berbagai rangsangan-rangsangan duniawi yang mengikat dan negatif melalui berbagai panca indra kita.
6. Dharana : memusatkan perhatian pada suatu haldalam kehidupan ini, 6-7-8 harus dibawah guru spritual yang handal dan non pamrih.
7. Dhyana : meditasi kearah ketenangan
8. Samadi : pencerahan spritual akan hakekat diri manusia itu sendiri dan hubungannya dengan Sang Pencipta.

– Manfaat yoga yang pasti adalah pembentukan postur tubuh yang sehat dan jauh dari kolesterol,toxin dsb.
– Tubuh akan tetap lentur sehingga otot-otot dapat bekerja secara maksimal dalam menyalurkan energi.
– Menguatkan tulang punggung, ini paling vital agar dapat menyanggah tubuh bagian atas dan bawah secara seimbang.
– Meredakan, juga mengurangi bahkan dalam berbagai kasus mengeliminasi berbagai penyakit kalau dilakukan secara konstan seumur hidup atau dalam jangka waktu tertentu.
– Memperlambat penuaan akibat tercapainya keseimbangan dalam pola makan, cara berpikir dan jauh dari unsur-unsur negatif duniawi, sehingga yang tercapai adalah jauh dari stress, lebih waspada, peka dan teliti pada tubuh dan jalan pikiran sendiri.
– Pengendalian emosi dan pekerjaan sambil tubuh melepaskan hormon endorphin yang dapat mencetuskan rasa bahagia dan ketenangan,dsb.

Jenis-jenis yoga

Hatha – Yoga – aktifitas olah tubuh berdasarkan
latihan-latihan postur tubuh(asanas),teknik-teknik pernafasan (pranayama) dan meditasi
(dhyana) untuk keselarasan jiwa dan raga.

Raja – Yoga – yoga meditasi tingkat tinggi secara spritual yang hanya dapat dipelajari dari segelintir guru-guru yoga yang amat handal (non pamrih).

Bhakti – Yoga – yaitu berpikir dan bertindak positif secara pro-aktif setiap saat dan pada setiap situasi.dengan arah bakti kepadaNya semata.

Jnana – Yoga – menggunakan dan menyalurkan berbagai bidang pengetahuan yang dimiliki seseorang bagi sesamanya. Selalu belajar hal-hal yang baru demi diamalkan bagi umat manusia maupun kesejahteraan mahluk-mahluk dan
berbagai ciptaan-ciptaanNya.

Karma – Yoga – menghayati, memahami, dan melaksanakan setiap pelaksanaan jiwa raga penuh tanggung-jawab agar terhindar dari hukum karma universal yang dapat menimpa kita setiap saat akibat perbuatan-perbuatan masa lalu dan sekarang.

Mantra – Yoga – Japa mantra yang harus dipelajari secara positif tanpa pamrih dari guru yang juga secara spritual non-pamrih. Kalau dihayati secara salah akan menimbulkan kesesatan dalam bentuk kesaktian yang disalahgunakan (siddhi),dapat berakibat amat fatal bagi diri sendiri.

Tantra – Yoga – melancarkan aliran energi kosmis di dalam tubuh agar selaras dengan energi alam semesta (sebuah ilmu yang amat rumit dan mulai langka) dan sering disalah-fahami sebagai ritual-ritual seks bebas.

Ada beberapa aliran yoga saat ini yang dominan yaitu Kundalini – Yoga, Ashtangga Yoga, Bikram- Yoga, Jyengar Yoga, Ananda-Yoga, Vini-Yoga, Sivananda-Yoga dan ribuan yoga-yoga lainnya baik yang halus maupun bersifat senam dsb.

Namun tujuan tulisan ini adalah bagaimana memahami nilai-nilai dharma yang terkandung di dalam ajaran berbagai aliran-aliran yoga ini agar kita umat sedharma dapat memahaminya sebagai awal kehadiran Sang Dharma itu dalam”Jubah Yoga” yang mampu menerobos dan bermanfaat bagi masyarakat kita yang majemuk dan berlatar belakang aneka ragam ini. Ternyata faham-faham yoga yang amat ahimsa dan penuh keselarasan diperlukan oleh masyarakat kita yang tersobek-sobek oleh carut-marutnya ekonomi, politik, kesehatan dan agama-agama yang saling bertikai ini, persis seperti ramalan Ronggowarsito Jayabaya itu.

Di era yang penuh kekalutan dan pemanasan global, maka yoga dan berbagai nilai-nilainya telah dan akan selalu menjadi dasar keseimbangan psikologis dan jiwa-raga kita semua, bahkan membuat umat-umat lain menciptakan yoga-yoga mereka sendiri berdasarkan ajaran yang adi-luhung leluhur kita. Mudah-mudahan selanjutnya, yoga yang sudah merintis jalan Sang Dharma akan segera menghadirkan Dharma itu kembali secara utuh di Nusantara ini. Untuk itu diperlukan partisipasi kita semua! Om Shanti-Shanti-Shanti. Om Tat Sat

Diedit oleh : antonina uvi

mohan m.s
di Shantigriya Ganesha Pooja
Cisarua, 18-6-2008

Buddha dan Kristus

BUDDHA DAN KRISTUS

Budha
Budha

Ternyata banyak juga kesamaan, kemiripan yang hadir di antara agama Buddha (Buddha Dharma) dan para pengikut Kristus, apalagi dalam ajaran-ajarannya. Buddha pernah mengatakan jadilah ibarat lilin, dari satu lilin menyinari ribuan lilin-lilin yang lain. Di Bible ternyata hadir sabda-sabda serupa. Buddha selama mengembara menghidupkan yang mati, menyembuhkan ribuan orang yang sakit dan yang trance, dsb. Kristus bertindak serupa. Buddha amat sederhana, Kristus pun demikian. Ajaran Buddha amat mirip dengan ajaran kasihnya Sri Kristus. Di antara pengikut mereka hadir juga kebiasaan serupa seperti :
 Mencari makan dengan menerimanya dalam bentuk sedekah dari umat awam.
 Memakai pakaian sisa-sisa buangan orang lain, tanpa dijahit (mirip dengan Ihram).
 Menggunakan tasbih, sebuah tradisi dari Hindu yang disebut Ganatri.
 Tinggal dan belajar di bawah pohon pada waktu-waktu tertentu.
 Menyembuhkan luka dengan terapi air seni sendiri atau air seni sapi (tradisi yoga Hindu).
 Mengembara sambil mengajarkan agama/warta yang baik.
Pada era Buddhisme, agama dan ajaran ini mengalir masuk ke Timur-Tengah melalui Afghan. Banyak sekali terdapat Vihara-Vihara Buddhis sampai ke Iran dan Iraq, kata peneliti Pakistan yang berdomisili di Kanada, yang bernama Mohammed Hideyotollah (sekitar 110 ribu wihara Buddhis). Tidak mengherankan kalau hal ini berdampak juga ke ajaran Kristen dan Islam. Sampai saat ini sebenarnya arca-arca Buddha dan Hindu serta peninggalan arkeologi masih banyak terdapat di jazirah-jazirah ini tetapi lebih suka ditimbun kembali atau dimusnahkan karena khawatir masyarakat akan kembali ke ajaran-ajaran lama seperti sejarah masa lalu yang membuktikan demikian.
Sri Yesus sendiri, seperti halnya Sang Buddha amat menentang sistem kasta, dan seperti juga Sang Buddha, Beliau ini amat populer di kalangan rakyat jelata, baik di India maupun di Israel, musuhnya selalu kaum kasta tertinggi yaitu brahmana di India dan para rabbi di Israel.
Sri Yesus menurut para peneliti Hindu-Buddhis sangat mewakili karakter seorang Awatara atau Boddhistawa, yaitu personifikasi Ilahi. Jauh sebelum Kristus kembali ke Israel, Ia telah diterima dengan baik oleh masyarakat awam di India, Sindh (Pakistan), Kashmir, Tibet, Ladakh, Afghan, dsb sebagai seorang utusan Ilahi yang amat suci. Walaupun di barat ada usaha-usaha memodifikasi Injil seperti saat ini, tetap saja hadir lebih dari seratus ayat-ayat yang jelas-jelas berakarkan ke agama Buddha.

BUDDHA-YESUS SEBUAH ANALISA

Sri Buddha Gautama diyakini oleh umatnya sebagai seorang Boddhisatwa sekaligus Awatara dari Sri Wishnu, demikian juga halnya dengan Sri Rama dan Krishna yang juga awatara Hyang Wishnu pada era-nya masing-masing. Kelahiran berbagai awatara ini amatlah unik, karena senantiasa diikuti oleh berbagai fenomena-fenomena sakral yang penuh dengan mukzizat dan keajaiban yang menakjubkan. Kelahiran Sri Kristus mirip dengan kelahiran Sri Krishna (baca Srimad Bhagawatam dan Injil). Krishna dilahirkan di penjara karena Raja Kansa membantai setiap anak-anak laki yang lahir pada malam itu. Krishna sewaktu dilahirkan disaksikan oleh menjangan, merak dan sapi betina. Kristus dilahirkan di sebuah kandang sapi yang terpencil, karena malam itu Raja Herodes membantai setiap bayi laki-laki yang lahir. Kristus disaksikan oleh domba, kambing, sapi dan tiga orang Majus dari timur yang datang dengan onta-onta berpunuk satu (onta jenis ini hanya ada di Rajasthan(India) pada masa itu). Buddha terlahir sebagai seorang pangeran di Kapilavastu. Saat kelahirannya Ia langsung berjalan di atas daun teratai di kolam kerajaan. Semua kelahiran ini disertai cahaya Ilahi dan nyanyian-nyanyian sorgawi.
Cara mengajar kesemua tokoh ini mirip dengan sistem Upanishad, yaitu di bawah pohon. Buddha dan Kristus sangat mirip dalam banyak hal. Kristus dan Krishna sama-sama pernah menjadi gembala. Kristus adalah gembala domba, Krishna adalah gembala sapi dan kambing (Govinda).
Kata “Kris” pada keduanya berarti cahaya Ilahi. Kesemua awatara ini melakukan hal-hal yang menakjubkan seperti berjalan di atas air, menyembuhkan orang-orang yang mati, menggandakan makanan, dsb untuk umat yang terpesona dengan berbagai mukzizat daripada filosofi kehidupan yang tinggi. Contoh Sai Baba di abad ini, umat berbagai agama ke Beliau untuk mendapat kesembuhan, rezeki dsb. tidak untuk mendapatkan bimbingan spiritual yang agung.
Krishna, Buddha dan Yesus lahir sebagai reformis pada era masing-masing karena manusia setempat terlanda ego dan kebatilan yang tiada taranya. Para pendeta, kaum brahmana korup dan sarat dengan kekotoran mereka, dan menyesatkan umat melalui berbagai ajaran-ajaran yang tidak sesuai dengan Dharma itu sendiri. Upacara pembaptisan Yesus oleh Yahya berasal dari India dan menyimpang dari tradisi Yahudi. Pada masa itu kaum suci Nasrani (asal kata Nazarenes) berpakaian ala kadarnya, dengan rambut yang dibiarkan terurai. Kata Nazarenes (Nazarites) berasal dari kata Sansekerta Nazar = penglihatan bagian dalam (Nazaran). Bahasa India sampai kini masih menyebut nazar sebagai penglihatan. Yesus dianggap mampu melihat ke dalam dirinya sendiri (Nasrani).
Sebenarnya dari kata Nasrani dapat disimpulkan bahwasanya ajaran Sri Yesus seharusnya bersifat spiritual tinggi, namun kenyataannya seperti yang kita lihat selama ini di sekitar kita. Tetapi konon di pulau Agaphos di Yunani, terdapat sebuah biara dengan ratusan biarawan yang selibat dan terlibat dengan metode-metode spiritual yang amat dirahasiakan. Disamping itu, berbagai ritual-ritual umat Katholik terkesan mirip dengan Hinduisme, seperti penggunaan air suci (Tirta), roti (prashadam), dupa (kemenyan), inisiasi, non-perceraian dsb. Agak unik misalnya kalau kita lihat dengan seksama akan adanya kata-kata “sesuatu pernikahan tidak boleh diganggu gugat oleh siapapun juga”. Hal ini amat mirip dengan sabda-sabda yang ada di Rig-Veda khususnya mengenai pernikahan yang begitu sakral bahkan para dewatapun tidak diperkenankan untuk menceraikan pasangan yang menikah itu sampai ajal datang menjelang. Kata-kata seperti Santa (orang suci), pemandian, Ekaristi, dsb. jelas mengarah ke ritual-ritual Hindu, walau tidak mau dikenai oleh kaum Kristiani.
Kembali ke zaman Sri Yesus, terdapat juga penemuan di lembah Qamran yang menjelaskan kehidupan kaum Essenes (yogi-yogi di Timur-Tengah) yang amat mirip dengan kehidupan sederhana Sri Yesus itu sendiri. Kaum ini telah hadir jauh sebelum kelahiran Kristus, dan sering tidak diakui oleh umat Kristiani.
Di dalam Injil, Kristus tidak pernah digambarkan sebagai non-vegetarian kecuali satu kali yaitu setelah bangkit dari kematian-Nya. Bahkan perjamuan kuduspun tidak menghadirkan daging atau ikan. Banyak ahli di India berpendapat Sri Yesus Kristus adalah vagetarian tulen, sesuai dengan penampilan dan ajaran-ajarannya, yang terkesan penuh kasih sayang dan bersifat ahimsa (penuh pengorbanan).
Menurut para peneliti di India, ternyata Sri Yesus tidak mati di salib. Hal ini rupanya juga ditekankan oleh kaum Islam; berdasarkan catatan-catatan historis yang terdapat di Persia, Kashmir, dan Pakistan, dsb. Nabi ini bernama Issa (menurut Al-Quran), sedangkan kata Yesus berasal dari kata Yeshnu (bahasa Syria). Nabi Issa diakui hadir sebelum Nabi Muhammad S.A.W. dan merupakan putra dari Maryam yang melahirkannya melalui Roh Allah yang berbentuk seorang pria sempurna (malaikat Jibril). Beliau dilahirkan secara gaib, bunda Maryam yang melahirkannya tetap berstatus perawan, pada saat itu.
Sebuah narasi kuno agama Hindu adalah berbagai puranas (kisah-kisah suci kuna). Keseluruhan antologi kuno ini terdiri dari 18 jilid, dan ada jilid khusus yang kesembilan-belas yang disebut Bhavishyat Maha Purana, yang berisikan kedatangan Sri Yesus ke India, setelah “kematian-Nya di Salib.” Menurut Holger Kersten dalam bukunya yang berjudul “Jesus lived in India,” maka penjelasan di karya ini begitu terperinci sehingga tidak ada keraguan mengenai hal tersebut, yaitu Yesus memang pernah hadir di India. Purana ini juga mancatat hadirnya wangsa Israel di India. Ayat Puran 17-32, ini bahkan menggambarkan pertemuan cucu Raja Vikramaditya (Sulaeman) yang bernama Shalivan dengan Sri Yesus di sebuah daerah di Himalaya, tepatnya di tanah Hun (Ladakh), bagian dari kerajaan Kushan. Konon dikatakan suatu hari sang raja ini melihat seorang pria duduk di suatu tempat dan memancarkan aura yang amat baik. Pria tersebut berkulit bersih dan menggunakan jubah putih. Sang raja kemudian menanyakan asal-usul dan agamanya. Sang pria ini menjawab “Aku disebut putra Tuhan, lahir dari seorang perawan, pengabdi bagi mereka yang tidak percaya akan Tuhan, dan tanpa henti-hentinya aku berusaha mencari kebenaran. Aku datang dari negeri yang asing, di mana sudah tidak ada lagi kebenaran dan di mana kejahatan sudah tidak mengenal batas lagi. Orang-orang di sana sudah tidak percaya lagi akan kehadiran Tuhan, dan di sana aku hadir sebagai Mesias. Tetapi kaum Hailaf (dasyu) ini memperlakukan aku sebagai seorang kafir dan kehidupanku berakhir dalam kuasa ihamasi (iblis, atau kejahatan).”
Selanjutnya : “wahai raja yang agung, berikanlah telingamu pada agama yang aku bawa ini untuk mereka-mereka yang tidak percaya akan kehadiran Tuhan. Setelah memurnikan batin dan raga yang tidak suci dan setelah berlindung di dalam doa-doa Naigama (Shastra-Widhi), manusia akan berdoa kepada Yang Maha Abadi. Melalui keadilan, kebenaran, meditasi dan kesatuan dalam Roh, orang akan menemukan jalannya pada Isa, sebagai pusat cahaya terang. Tuhan, seteguh mentari, akhirnya akan menyatukan roh dari segala makhluk yang mengembara ke dalam diri-Nya. Dst. dst.”
Sang raja kemudian menerima pria yang bernamakan Isa-Masih dan mengutusnya ke suatu tempat yang tidak mengenal cinta dan kasih. Menurut Prof. Hassnan, maka Raja Shalivan berkuasa pada zamannya dinasti Kushan sekitar 30 AD sampai dengan 50 AD.
Seorang peneliti lainnya, prof Nicholas Roerich, dalam karyanya yang disebut “The Heart of Asia”, yang diterbitkan pada tahun 1930 menulis akan makam Bunda Maria yang terdapat di utara Ladakh dekat wilayah Tibet. Setelah kembalinya dari Israel, konon Sri Yesus mengembara dari suatu wilayah-ke wilayah lainnya. Namun beberapa catatan dan bukti-bukti menunjukkan bahwasanya Beliau selalu berulang kali kembali ke Kashmir. Konon sekitar 60 km tenggara Srinagar, atau sekitar 12 km dari Bijbiraha (Vihara batu Musa) terdapat sebuah makam dari Zainudin Wali, seorang Islam yang suci yang hidup sekitar tahun 1408-1461 pada zaman pemerintahan Sultan Zainul Abidin Badsah. Konon semasa hidupnya sang Wali Suci ini memiliki sebuah tongkat suci yang berasal dari Nabi Musa yang konon kemudian secara estafet diberikan kepada sang wali Islam ini. Tempat makam ini berada di dalam sebuah gua Aish-Muquam (makam Isa). Dalam bahasa setempat muquam atau makam juga dapat berarti tempat peristirahatan. Mungkin saja kata para peneliti, kawasan ini pernah menjadi tempat bermeditasi Sri Yesus. Pada era itu menurut legenda dan catatan setempat dipercayai akan hadirnya seorang Nabi yang disebut “Hazrat Isa (Yang Dimuliakan Isa), semoga Roh Tuhan menyertainya.” Beliau hadir di sekitar daerah Yuz Asaf, dan menghabiskan sisa kehidupannya di lembah yang asri ini. Konon katanya ada sekitar 21 dokumen bersejarah yang memberikan kesaksian akan hadirnya Sri Yesus di Kashmir ini. Dan juga hadir sejumlah nama-nama lokasi yang dapat dijadikan bukti-bukti secara geografis akan hadirnya Beliau di Lembah Kashmir ini, seperti : Arya-Issa, Issa-Brari, Yuzu-dha, Yusu-dhara, Yuzu-gam, Yuzu-hatpura, I-Yes-Issa, Kal-Issa, Yuzu-Kun, Issa-Kush, Yus-Manggala, Yuzu-maidan, Yus-marg, Aish-muquam, Issa-mati, Issa-eil, Yus-Nag, Ram-Issa (Tuhan Yesus), Yuzu-para, Yuzu-raja, Issa-Ta, Yuzu-varman, dan I-Yesth-Issa-Vara, Yusu.
Sebuah teks yang disebut “Rajatarangin”, mengisahkan kehidupan Yesus di Kashmir. Karya ini merupakan sejarah Kashmir yang tertulis dalam versi bahasa Sansekerta oleh Pandit Kalhara, yang ditulis pada abad XII AD. Di karya ini Jesus disebut sebagai orang suci yang bernama “Isana” (kata Isana adalah sebutan Dewi Parwati, Durga shaktinya Shiwa yang juga disebut Bunda semesta).
Konon setelah Issa wafat maka Beliau dikuburkan di Kashmir, tepatnya berada di tengah-tengah daerah yang merupakan kota tua Srinagar, di Anzinar, daerah Khanjar. Bangunan yang mengelilingi kuburan batu ini disebut “Rozabal” (kependekan kata-kata Rauza dan Bala, yang bermakna Kuburan seorang yang saktiwan). Konon pada suatu era kemudian yaitu pada zaman Islam, bertambah sebuah kuburan lagi di kawasan ini, kuburan seorang Muslim yang disucikan yang bernama Nasir-UdDin. Nisan batu besar menunjukkan makam Yuz-Asaf (Nabi Isa) dan batu yang lebih kecil bagi Syed Nasir-Ud-Din. Kuburan batu yang besar mengarah dari timur ke barat, sesuai dengan kebiasaan orang Yahudi yang meninggal dunia dan tidak sesuai dengan kebiasaan Hindu maupun Islam.
Pada kuburan ini, prof. Hassnain menemukan “jejak kaki” dari Yuz-Azaz, yang terilustrasi dengan jelas, yang menunjukkan adanya tanda-tanda kaki kiri yang dipakukan ke kaki kanan. Sebuah naskah kuno menyebut kuburan ini sebagai Isa Roh-n-ilah. Kuburan yang disakralkan ini sampai dewasa ini masih ramai diziarahi oleh umat, Hindu, Muslim, dsb. Dalam bahasa setempat saat ini makam ini disebut “Kubur Hazrat Isa-Sahib.” Sebuah dokumen resmi dari Mufti Rahman Mir (Penguasa Islam setempat) menandakan pelestarian kuburan tua ini. Di dokumen tertulis : “Di sini terbaring Yuz-Asaf, yang membangun kembali kuil Sulaeman pada masa Raja Gopadatta, dan ia kembali sebagai seorang Nabi ke Kashmir. Ia melayani masyarakat, menyatakan kesatuan-Nya dengan Tuhan, Beliau menetapkan hukum bagi masyarakat.”