Bhagavad Gita Bab X

Bab X
Alam Semesta nan Suci dan Agung

Bersabdalah Yang Maha Pengasih:

10.1
śrī-bhagavān uvāca
bhūya eva mahā-bāho
śṛṇu me paramaḿ vacaḥ
yat te ‘haḿ prīyamāṇāya
vakṣyāmi hita-kāmyayā

Dengarlah lagi, oh Arjuna, sabda-sabdaKu yang agung dan suci. Terdorong oleh keinginanKu untuk berbuat baik bagimu, akanKu beritahukan kepadamu, karena engkau adalah kesayanganKu. .

10.2
na me viduḥ sura-gaṇāḥ
prabhavaḿ na maharṣayaḥ
aham ādir hi devānāḿ
maharṣīṇāḿ ca sarvaśaḥ

Bukan saja para dewa tetapi para resi yang suci dan agung pun tidak tahu Akan asal-usulKu, karena semua dewa-dewa dan orang-orang suci itu datang dariKu.

10.3
yo mām ajam anādiḿ ca
vetti loka-maheśvaram
asammūḍhaḥ sa martyeṣu
sarva-pāpaiḥ pramucyate

Seseorang yang mengenalKu -sebagai Yang Yang Dilahirkan, sebagai Yang Tak Bermula, Yang Maha Penguasa seluruh alam semesta ini -orang ini diantara, mereka yang dapat binasa, adalah seseorang yang tidak sesat dan bebas dari segala dosa.

Penjelasan: Di bab sepuluh ini Sang Krishna melanjutkan keterangan mengenai DiriNya Yang Sejati, yaitu Yang Maha Esa yang tak dapat diketahui asal-usulNya, bahkan para dewa dan orang-orang suci baik di masa silam maupun sekarang ini tidak pernah akan tahu akan hal ini. Tetapi seseorang yang sadar Akan KekuasaanNya, maka diantara mereka yang dapat binasa di dunia ini (para dewa, manusia dan mahluk-mahluk lainnya), orang yang bijaksana ini dianggap Yang Maha Esa sebagai seorang yang sadar dan bebas dari segala dosa. Suatu pengakuan dan penghormatan yang besar sekali nilainya dari Yang Maha Esa. Yang Maha Esa adalah asal dari segala-galanya, termasuk para dewa dan orang-orang suci. Dalam ajaran Kristiani dikatakan tentang St. Paul yang pernah berkata, “Ia adalah tanpa kelahiran dan tanpa asal-mula.” MengenalNya dari sudut berbagai agama dan ajaran sebagai Yang Maha Agung Dan Suci berarti membebaskan diri kita dari segala dosa-dosa duniawi.

10.4
buddhir jñānam asammohaḥ
kṣamā satyaḿ damaḥ śamaḥ
sukhaḿ duḥkhaḿ bhavo ‘bhāvo
bhayaḿ cābhayam eva ca


Melihat (menilai) dengan benar, ilmu pengetahuan, tidak-berilusi, pemaaf, tidak-berbohong, kendali-diri dan ketenangan, penderitaan dan kenikmatan, kelahiran dan kematian, ketakutan dan keberanian
.

10.5
ahiḿsā samatā tuṣṭis
tapo dānaḿ yaśo ‘yaśaḥ
bhavānti bhāvā bhūtānāḿ
matta eva pṛthag-vidhāḥ

Tak menyakiti, kedamaian dalam segala situasi, rasa puas dengan APA yang ada. Tekad ke arah spiritual, keinginan untuk memberi, kemasyhuran dan kehinaan semua hal-hal yang berbeda dari mahluk-mahluk ini terpancar dariKu semata.

Penjelasan: Yang Maha Esa bukan saja merupakan asal-usul alam semesta ini, Yang Tak Terlihat dan Tak Terbayangkan oleh kita, tetapi juga merupakan Kekuatan Maha Dahsyat Yang Tak Terbatas di alam semesta ini. Bukan saja IA merupakan asal usul yang baik-baik saja tetapi IA juga pencipta yang tidak baik dan negatif sifatnya yang berada di dalam pikiran dan ulah para mahluk-mahluk dan manusia ciptaanNya. Apakah itu pikiran atau situasi yang menyenangkan dan menikmatkan ataukah itu yang menyusahkan dan membawa penderitaan. Apakah itu bersifat positif maupun sebaliknya, semua itu secara jujur diakui oleh Yang Maha Esa, bahwa IA lah sumber dari scgala-galanya tanpa diskriminasi. Bukan lalu berarti bahwa Yang Maha Esa ini buruk atau negatif sifatnya, tidak Semua itu adalah ciptaan-ciptaanNya yang diperankan atau ditugaskan pada Sang Maya, Ilusi Yang Maha Esa. IA sendiri bersemayam di atas semua ilusi ini,

Jauh di atas Sang Maya dan tak terpengaruh sedikitpun dengan pekerjaan Sang Maya ini. Dengan semua “permainanNya,” maka Yang Maha Esa ini menunjang dan menjalankan dunia ini, memang Maha Misterius Dan Maha Gaib lah Yang Maha Kuasa ini dengan segala Kekuatan dan Kasihnya Yang Tak Terbatas itu. Om Tat Sat. Om Shanti, Shanti, Shanti.

10.6
maharṣayaḥ sapta pūrve
catvāro manavas tathā
mad-bhāvā mānasā jātā
yeṣāḿ loka imāḥ prajāḥ


Ketujuh orang suci yang agung, keempat orang pada masa yang silam, juga para Manu, dilahirkan dari sifat dan pikiranKu, dari merekalah mengalir ras manusia ini.

Penjelasan: Dari sifat-sifat dan pikiran agung dan suci Sang Krishna inilah mengalir manusia-manusia agung dan dewa-dewa yang kemudian menjadi cikal-bakal dari manusia dewasa ini. Ketujuh orang yang disebut di atas adalah orang orang suci yang penuh dengan kesadaran Ilahi, nama dari yang pertama adalah Bhrigu dan yang terakhir disebut Washita, dan dianggap dalam agama Hindu sebagai para guru kebijaksanaan di masa yang silam.

Dan keempat orang yang disebut sebagai manusia-manusia di masa silam adalah empat orang Kumara (yaitu perjaka-perjaka yang tak pernah melakukan hubungan seksual), yang lahir dari pikiran Yang Maha Esa, dan disebut juga nama-nama mereka: Sanata, Sanaka, Sanatana dan Sanandana.

Para orang suci (resi), para Manu (asal kata dari manusia pertama), dan para Kumara ini adalah cikal-bakal dari manusia di dunia ini. Merekalah alat-alat Yang Maha Kuasa di dunia pada masa yang silam, pada masa permulaan peradaban manusia.

10.7
etāḿ vibhūtiḿ yogaḿ ca
mama yo vetti tattvataḥ
so ‘vikalpena yogena
yujyate nātra saḿśayaḥ


Seseorang yang tahu dengan benar Akan keagungan dan kekuatanKu ini Akan terhubung denganKu oleh yoga yang tak tergoyahkan dan hal ini sudahlah pasti dan tak usah diragukan lagi.

Penjelasan: Vibuthi adalah kata Sansekerta yang digunakan di atas untuk mengartikan kekuatan, kata ini sebenarnya dapat diartikan dua, yaitu kekuatan atau kekuasaan Yang Maha Esa dan juga dapat berarti kelanggengan atau kehadiran yang abadi atau juga berarti “mengalir dari.”

Dalam bab ini Sang Krishna menerangkan kepada Arjuna tentang keagungan dan kekuatan serta kekuasaanNya di alam semesta ini, tentang kehadiranNya Yang Langgeng Dan Abadi dalam setiap unsur di dunia ini, tentang DiriNya Yang Selalu berada di dalam posisi tertinggi yang berhubungan dengan setiap hal dan unsur, ini berarti suatu bentuk keagungan Yang Tiada Taranya. Sang Krishna pun menjelaskan Akan kehadiranNya sebagai suatu unsur Shakti (Kesaktian) dalam segala hal dan faktor di alam semesta ini, yang tanpa itu tak mungkin setiap faktor bisa melanjutkan fungsinya masing-masing.

10.8
ahaḿ sarvasya prabhavo
mattaḥ sarvaḿ prāvartate
iti matvā bhajante māḿ
budhā bhāva-samanvitāḥ 

Akulah Sumber dari segala-galanya; dariKu datang seluruh penciptaan ini. Menyadari hal ini, mereka yang bijaksana memujaKu dengan dedikasi yang penuh dengan kebahagiaan.

10.9
mac-cittā mad-gata-prāṇā
bodhayantaḥ parasparam
kathayantaś ca māḿ nityaḿ
tuṣyanti ca ramanti ca 

Pikiran mereka terpusat kepadaKu. Hidup mereka meresap dalam DiriKu, sambil saling menolong di antara mereka, mereka ini selalu memperbincangkan Aku, (mereka ini) selalu merasa cukup dengan APA adanya dan penuh dengan rasa kesentosaan.

10.10
teṣāḿ satata-yuktānāḿ
bhajatāḿ prīti-pūrvakam
dadāmi buddhi-yogaḿ taḿ
yena mām upayānti te 

Kepada mereka ini, yang selalu bersemayam secara menyatu denganKu dan memujaKu dengan cinta-kasih, Ku berikan ilmu pengetahuan (yang dapat membedakan antara satu hal dengan yang lain). Dan (mereka ini) melalui yoga ini datang kepadaKu.

10.11
teṣām evānukampārtham
aham ajñāna-jaḿ tamaḥ
nāśayāmy ātma-bhāva-stho
jñāna-dīpena bhāsvatā 

Didorong oleh rasa kasih-sayangKu yang murni kepada mereka, Aku bersemayam di dalam hati mereka, Ku hapus kegelapan mereka yang timbul karena kekurangan-pengetahuan dengan pelita kesadaran yang bercahaya terang-benderang.

Penjelasan: Mereka-mereka yang sadar akan kehadiran Yang Maha Esa, (walaupun kehadiran ini tak nampak dalam setiap hal dan unsur di alam semesta ini) dan mereka ini yang sadar juga akan kekuatan dan kekuasaanNya Yang Abadi, lambat laun akan makin dekat dan akhirnya bersemayam atau menyatu denganNya, dan mereka ini, hidup mereka selalu terlihat bahagia, sentosa dan cerah, walau musibah apapun yang datang melanda mereka. Hidup mereka sehari-hari terserap dalam kebahagiaan dengan Ilahi, dan percaya atau tidak yang Maha Esa secara benar-benar menerangi kegelapan apapun yang timbul dalam diri mereka dengan pelita Ilahi yang terang-benderang. Ini adalah suatu fakta yang dapat dirasakan oleh mereka-mereka yang secara total telah memasrahkan diri mereka dan segala perbuatan mereka kepada Yang Maha Esa secara tulus dan tanpa pamrih.

0m Tat Sat.

Berkatalah Arjuna:

10.12
Arjuna uvāca
paraḿ brahma paraḿ dhāma
pavitraḿ paramaḿ bhavān
puruṣaḿ śāśvataḿ divyam
ādi-devam ajaḿ vibhum

Dikau adalah Sang Brahman Yang Agung dan Suci, Tujuan Yang Agung dan Suci. Dikau adalah Yang Abadi, Seorang Manusia Yang Agung dan Suci. Tuhan Yang Terutama, Yang Tak Dilahirkan dan Yang Maha Hadir di mana pun juga.

10.13
āhus tvām ṛṣayaḥ sarve
devarṣir nāradas tathā
asito devalo vyāsaḥ
svayaḿ caiva bravīṣi me 

Dengan Nama-Nama itu DiKau telah disebut dan dipuja oleh para resi, juga oleh resi Narada yang agung, juga oleh Asita, Devala dan Vyasa. Dan sekarang (oh Krishna), DiKau Sendiri pun menyabdakanNya kepada ku.

Penjelasan: Narada disebut juga Dewa Resi, gurunya para dewa. Narada adalah salah seorang bhakta (pemuja) Yang Maha Esa yang sifamya agung dan suci, dan Sang Batara Narada ini selalu bernyanyi dan memuja-muji nama Yang Maha Esa ke mana pun ia pergi.

Devala adalah putra Vishvamitra dan kisahnya terdapat di Vishnu-Purana. Sedangkan Asita terkisah di Lalita-vistara (semua ini buku-buku suci kuno agama Hindu).

Vyasa menyebut Krishna sebagai Swipayana, demikian terdapat di dalam Veda-Veda. Vyasa dikenal sebagai pengarang Mahabarata dan beberapa Purana Purana Hindu. Kata Vyasa sendiri berarti “editor” atau “yang mengatur.”

10.14
sarvam etad ṛtaḿ manye
yan māḿ vadasi keśava
na hi te bhagavan vyaktiḿ
vidur devā na dānavāḥ 

Aku yakin Akan semua kata-kata yang DiKau ucapkan padaku ini. Oh Krishna. Bukan saja para dewa tetapi para syaitan dan iblis pun tak dapat menjabarkan manifestasiMu. Oh Tuhan.

Penjelasan: Jangankan para resi dan dewa yang ditakuti manusia, tetapi para setan dan iblis pun tak pernah bisa menerangkan apakah Tuhan Yang Maha Esa itu sebenarnya, dan manifestasi-manifestasiNya di alam semesta ini. Hanya Sang Krishna Sendiri yang dapat mengenal DiriNya sebagai Manusia Yang Agung, Utama dan Suci (Purushottama).

10.15
svayam evātmanātmānaḿ
vettha tvaḿ puruṣottama
bhūta-bhāvana bhūteśa
deva-deva jagat-pate

Sebenar-benarnya, hanya Dikau Sendiri Yang Mengetahui DiriMu Sendiri melalui DiriMu Sendiri, oh Manusia Nan Agung, Sumber dari semua yang ada, Tuhan dari semua mahluk, Tuhan dari segala dewa-dewa, Penguasa dunia ini

10.16
vaktum arhasy aśeṣeṇa
divyā hy ātma-vibhūtayaḥ
yābhir vibhūtibhir lokān
imāḿs tvaḿ vyāpya tiṣṭhasi
Tanpa kecuali harus Dikau beritahukan kepadaku, semua bentuk bentukMu yang suci, yang mana dengan bentuk-bentuk ini, Dikau menunjang dunia (alam semesta) ini dan di mana Dikau Sendiri berada di dalamnya dan bahkan lebih jauh dari itu.

10.17
kathaḿ vidyām ahaḿ yogiḿs
tvāḿ sadā paricintayan
keṣu keṣu ca bhāveṣu
cintyo ‘si bhagavan mayā 

Bagaimanakah aku harus mengenalMu, oh Yogin, apakah dengan meditasi yang berkesinambungan? Dengan (dalam) bentuk apakah Dikau, oh Tuhan Yang Pengasih, haruskubayangkan Dikau ini?

Penjelasan: Arjuna ingin sekali mengenal dan mengetahui manifestasi dan aspek~aspek yang berhubungan (Vibhuti) dengan Sang Krishna, yang penuh dengan Kekuasaan Yang Maha Esa yang tak terbatas sifatNya itu. Arjuna haus Akan pengetahuan Ilahi ini karena IA benar-benar ingin agar meditasi dan pemujaannya terhadap Yang Maha Esa dapat dijalankan dengan benar dan dapat membantunya untuk lebih mengenalNya dengan sejati. IA ingin agar pemujaannya kepada Yang Maha Esa terarah dengan baik dan benar.

10.18
vistareṇātmano yogaḿ
vibhūtiḿ ca janārdana
bhūyaḥ kathaya tṛptir hi
śṛṇvato nāsti me ‘mṛtam 

Beritahukan juga kepadaku secara terperinci tentang kekuatan yogaMu dan tentang KeagunganMu, karena aku tak Akan pernah puas dengan minuman suci dalam bentuk sabda-sabdaMu itu.

Berkatalah Yang Maha Pengasih:

10.19
śrī-bhagavān uvāca
hanta te kathayiṣyāmi
divyā hy ātma-vibhūtayaḥ
prādhānyataḥ kuru-śreṣṭha
nāsty anto vistarasya me

Jika demikian, baiklah Arjuna! AkanKu sabdakan kepadamu sebagian dari bentuk-bentuk suciKu, tetapi hanya bentuk-bentuk yang telah dikenal dan mudah difahami, karena keberadaanKu tak ada batasnya.

Penjelasan: Sang Krishna dengan senang hati memenuhi permintaan Arjuna. Beginilah sifat Yang Maha Esa, tak pernah menolak permintaan kita walaupun diajukan berulang-ulang tanpa bosan. Yan g Maha Pengasih adalah Yang Maha Penyayang dan selalu memenuhi aspirasi dan keinginan para pemuja-pemujaNya, dimana dan kapan saja. Dan di sini Sang Krishna mulai memaparkan sebagian dari vibhuti vibhutiNya, yaitu bentuk-bentukNya yang telah ada dan dapat dengan mudah difahami manusia. Karena bentuk dan sifat Yang Maha Esa itu Maha Tidak Terbatas, maka kalau hal ini diterangkan kepada manusia pasti kita manusia ini tak Akan permah mengerti Akan keagunganNya ini. Oleh karena itu dipakailah bahasa dan contoh-contoh yang mudah dimengerti kita semuanya.

10.20
aham ātmā guḍākeśa
sarva-bhūtāśaya-sthitaḥ
aham ādiś ca madhyaḿ ca
bhūtānām anta eva ca 

Aku adalah Jati Diri, oh Arjuna, Yang bersemayam di dalam hati setiap mahluk. Aku adalah permulaan, Yang ditengah-tengah dan juga akhir dari setiap yang ada.

Penjelasan: Sang Krishna atau Yang Maha Esa adalah Sang Atman Yang Ada di dalam diri kita, di dalam setiap insan dan mahluk ciptaanNya. IA juga yang sebenarnya menjadi asal susul kita semuanya, yang menunjang kita selama ini dan yang juga menentukan hidup dan akhir kita semuanya.

10.21
ādityānām ahaḿ viṣṇur
jyotiṣāḿ ravir aḿśumān
marīcir marutām asmi
nakṣatrāṇām ahaḿ śaśī 

 Di antara para Aditya Aku adalah Vishnu; di antara cahaya Aku adalah Sang Surya yang terang-benderang. Di antara para Marut Aku adalah Marici, di antara bintang-bintang Aku adalah sang rembulan.

Penjelasan: Yang disebut Aditya ini adalah dewa-dewa cahaya, dan Batara Vishnu adalah pimpinan tertinggi para dewa cahaya ini. Sedangkan Marichi adalah pemimpin para Marut, dewa-dewa badai, angin-topan dan mala-petaka.

10.22
vedānāḿ sāma-vedo ‘smi
devānām asmi vāsavaḥ
indriyāṇāḿ manaś cāsmi
bhūtānām asmi cetanā 

Di antara Veda-Veda Aku adalah Sama-Veda, di antara para dewa Aku adalah Indra. Di antara indra-indra Aku adalah pikiran; dan Aku adalah kesadaran di antara para mahluk-hidup.

Penjelasan: Sama~Veda adalah Veda yang paling musikal dan indah, sedangkan Indra adalah raja atau pemimpin para dewa. Dewa Indra adalah juga dewa angkasa. Pikiran adalah raja diantara semua indra-indra kita. Dalam tubuh atau raga kita. Pikiran ini yang paling sukar untuk dikendalikan. Dalam ilmu-psikologi (jiwa) Hindu kuno disebutkan bahwa semua indra-indra kita kendalikan, dimotori dan dikuasai oleh pikiran (mana).

10.23
rudrāṇāḿ śańkaraś cāsmi
vitteśo yakṣa-rakṣasām
vasūnāḿ pāvakaś cāsmi
meruḥ śikhariṇām aham

Di antara para Rudra aku adalah Shankara (Shiva), diantara para Yaksha dan Raksasa aku adalah Kubera (Dewa kekayaan), diantara para Vasu Aku adalah Agni (Dewa API), dan di antara puncak-puncak gunung Aku adalah Meru.

Penjelasan: Rudra adalah dewa-dewa atau mahluk-mahluk halus yang tugasnya adalah menghancurkan dan membinasakan semua yang ada dan lahir. Yaksha adalah setan-setan dedemit dengan perut yang besar, dan Meru adalah puncak gunung tertinggi di bumi ini, di mana dipercaya tinggal para dewa-dewi.

10.24
purodhasāḿ ca mukhyaḿ māḿ
viddhi pārtha bṛhaspatim
senānīnām ahaḿ skandaḥ
sarasām asmi sāgaraḥ 

 Di antara para pendeta (pendeta setiap rumah-tangga), oh Arjuna, kenalilah Aku sebagai Brihaspati, sang pemimpin; di antara jenderal jenderal di peperangan Aku adalah Skanda; di antara danau-danau Aku adalah Samudra.

Penjelasan: Brihaspati adalah pendeta tertingginya para dewa. Skanda adalah putra Shiva dan Parvati, dan ia dikenal sebagai pemimpin atau jenderalnya para jenderal dan pahlawan-pahlawan di Svarga-loka.

10.25
maharṣīṇāḿ bhṛgur ahaḿ
girām asmy ekam akṣaram
yajñānāḿ japa-yajño ‘smi
sthāvarāṇāḿ himālayaḥ


Di antara para resi yang agung Aku adalah Bhrigu, di antara kata-kata Aku adalah satu patah kata OM, di antara yang dipersembahkan Aku adalah persembahan dalam bentuk japa (mengulang-ulang mantra atau puja-puji kepada Yang Maha Esa, atau bisa juga meditasi yang dilakukan secara diam-diam dan tenang), di antara yang tak dapat dipindah~ pindahkan Aku adalah Himalaya.

10.26
aśvatthaḥ sarva-vṛkṣāṇāḿ
devarṣīṇāḿ ca nāradaḥ
gandharvāṇāḿ citrarathaḥ
siddhānāḿ kapilo muniḥ 

Di antara pepohonan Aku adalah pohon Asvattha, di antara para resi suci Aku adalah Narada, di antara para ghandharva Aku adalah Citraratha. Dan di antara yang telah disempurnakan Aku adalah resi Kapila.

Penjelasan: Asvattha adalah pohon beringin yang suci. Narada adalah resi (dan juga dewa) yang dianggap amat agung dan suci sifatnya, dan dikenal karena sangat menggemari musik. Menurut ajaran Sang Narada ini, guna mencapai penerangan Ilahi, seseorang dapat saja menggunakan logika dan filosofi. Ghandharva adalah penyanyi-penyanyi di sorga-loka dan Chitraratha adalah pemimpin para musisi sorgawi ini.

10.27
uccaiḥśravaśam aśvānāḿ
viddhi mām amṛtodbhavam
airāvataḿ gajendrāṇāḿ
narāṇāḿ ca narādhipam

 Di antara kuda-kuda Aku adalah Uchaishvara yang lahir dari air-suci (tirta). Di antara gajah Aku adalah Airavata, dan di antara manusia Aku adalah Raja.

Penjelasan: Uchaishvara adalah kuda sorgawi yang didapatkan sewaktu para dewa dan para iblis (raksasa dan lain sebagainya) mengaduk lautan suci. (Ada kisahnya tersendiri di buku suci Hindu kuno.) Airavata adalah gajah sakti tunggangan Sang Batara Indra.

10.28
āyudhānām ahaḿ vajraḿ
dhenūnām asmi kāmadhuk
prājanaś cāsmi kandarpaḥ
sarpāṇām asmi vāsukiḥ

Di antara senjata Aku adalah halilintar. Di antara sapi Aku adalah Kamadhuk, Sapi Kemakmuran; di antara leluhur (nenek-moyang) Aku adalah Kandarpa, Kasih Nan Kreatif; dan di antara ular Aku adalah Vasuki.

10.29
anantaś cāsmi nāgānāḿ
varuṇo yādasām aham
pitṝṇām aryamā cāsmi
yamaḥ saḿyamatām aham 

 Di antara Naga Aku adalah Ananta, di antara mahluk-mahluk lautan Aku adalah Varuna, dianatara pitri (arwah leluhur) Aku adalah Aryaman, dan di antara para penguasa Aku adalah Yama, Raja Maut.

Penjelasan: Dalam mitologi Hindu, naga adalah sejenis ular raksasa dengan kepala manusia. Raja para naga ini adalah Ananta yang disebut juga Sesha, Sang Vishnu selalu duduk beristirahat di atas lingkarannya.

Varuna, di Bali atau di Indonesia dikenal dengan Nama Dewa Baruna, adalah dewa laut. Sedangkan Aryaman adalah pemimpin para leluhur yang telah meninggal dunia. Yama dan saudari perempuannya Yami adalah pasangan manusia-manusia pertama. Setelah Yama meninggal dunia, maka IA pergi ke dimensi yang lain untuk mendapatkan tugas sebagai pembuat hukum, sebagai hakim dan pemimpin mereka-mereka yang telah meninggal-dunia. IA dikenal sebagai hakim yang amat adil dan tak memilih bulu dalam menjatuhkan putusannya, IA sering disebut juga dengan Nama Dharmaraja.

10.30
prahlādaś cāsmi daityānāḿ
kālaḥ kalayatām aham
mṛgāṇāḿ ca mṛgendro ‘haḿ
vainateyaś ca pakṣiṇām 

Di antara Daitya Aku adalah Prahlada, di antara benda-benda yang mengukur Aku adalah Sang Waktu, di antara binatang yang buas Aku adalah raja-hutan (singa), dan di antara burung-burung Aku adalah putra sang Vinata (Garuda).

10.31
pavanaḥ pavatām asmi
rāmaḥ śastra-bhṛtām aham
jhaṣāṇāḿ makaraś cāsmi
srotasām asmi jāhnavī 

Di antara para penyuci Aku adalah sang Vayu (angin), di antara para pendekar (pahlawan) Aku adalah Sang Rama, di antara ikan Aku adalah Makara, di antara sungai Aku adalah sungai Gangga.

Penjelasan: Makara adalah jenis ikan yang besar, masuk dalam kategori ini adalah buaya, ikan paus, dan lain sebagainya. Sungai Gangga seperti yang diketahui dianggap sungai tersuci oleh umat Hindu.

10.32
sargāṇām ādir antaś ca
madhyaḿ caivāham Arjuna
adhyātma-vidyā vidyānāḿ
vādaḥ pravadatām aham 

Aku adalah permulaan, akhir dan yang di tengah-tengah dari semua yang ada ini, oh Arjuna. Di antara ilmu-ilmu Aku adalah ilmu tentang Jati Diri (Sang Atman), Aku adalah logika diantara mereka yang berdebat secara benar.

10.33
akṣarāṇām a-kāro ‘smi
dvandvaḥ sāmāsikasya ca
aham evākṣayaḥ kālo
dhātāhaḿ viśvato-mukhaḥ 

Di antara huruf-huruf Aku adalah huruf “A,” dan diantara persenyawaan (campuran dari beberapa unsur atau hal) Aku adalah yang sepasang. Aku juga adalah Sang Waktu Yang Abadi, dan Sang Pencipta Yang WajahNya melihat ke mana ke arah mana pun juga (ke mana-mana).

Penjelasan: “A” adalah kata atau huruf pertama dalam alfabet Sansekerta. Yang dimaksud dengan sepasang di atas adalah pasangan kata kopulatif dalam bahasa Sansekerta seperti kata Ramalaksman, yang adalah kata pasangan dari dua Nama menjadi satu. Kata pasangan semacam ini dalam bahasa Sansekerta makna dan nilainya lebih superior dan tegas dibandingkan dengan kata pasangan sejenis lainnya dalam bahasa ini. Sang Waktu Yang Abadi di sini adalah tidak lain dan tidak bukan Sang Krishna sendiri atau dengan kata lain Yang Maha Esa, Yang juga adalah Kehidupan Yang Tak Akan Pernah Surut (Abadi), dan Tak Akan Pernah Tua. IA juga Penguasa waktu dan adalah Sang Waktu itu Sendiri.

10.34
mṛtyuḥ sarva-haraś cāham
udbhavaś ca bhaviṣyatām
kīrtiḥ śrīr vāk ca nārīṇāḿ
smṛtir medhā dhṛtiḥ kṣamā 

Aku adalah Kematian yang memusnahkan semuanya; dan Aku adalah Sumber dari setiap benda yang Akan datang. Di antara sifat-sifat kewanitaan Aku adalah (sifat-sifat) kemasyhuran, keuntungan bertutur kata, daya ingat, kepandaian, keteguhan dan rasa maaf yang disertai dengan kesabaran. .

10.35
bṛhat-sāma tathā sāmnāḿ
gāyatrī chandasām aham
māsānāḿ mārga-śīrṣo ‘ham
ṛtūnāḿ kusumākaraḥ.

Di antara pujaan-pujaan suci Aku adalah Brihatsaman, di antara bait-bait suci Aku adalah bait Gayatri, di antara bulan bulan Aku adalah bulan Margashirsha, dan di antara memusiman Aku adalah musim semi yang penuh dengan bunga bunga.

Penjelasan: Brihatsaman adalah salah satu puja-puji (mantra) yang paling agung dalam Veda-Veda. Sedangkan bait Gayatri adalah bait suci yang terdapat di dalam Rig Veda. Margashirsha (November-Desember) dikenal sebagai bulan-bulan yang suci dalam kalendar Hindu.

10.36
dyūtaḿ chalayatām asmi
tejas tejasvinām aham
jayo ‘smi vyavasāyo ‘smi
sattvaḿ sattvavatām aham 

 Aku adalah akal liciknya seorang penjudi, Aku adalah kehebatan dalam segala hal (atau benda) yang hebat, Aku adalah kesuksesan, Aku adalah tekad. dan Aku adalah kebaikan di dalam perbuatan-perbuatan (atau hal-hal) yang baik.

10.37
vṛṣṇīnāḿ vāsudevo ‘smi
pāṇḍavānāḿ dhanañjayaḥ
munīnām apy ahaḿ vyāsaḥ
kavīnām uśanā kaviḥ 

Di antara para Vrishni Aku adalah Vasudeva, di antara para Pandava Aku adalah Dhananjaya (Arjuna), di antara resi-resi Aku adalah Vyasa, dan di antara para penyair Aku adalah penyair Ushana.

Penjelasan: Para Vrishni adalah keturunan Vrishni, yang merupakan putra Yadu dan adalah kakek-moyang dari Sang Vasudeva. Arjuna disebut juga Dhananjaya, yang berarti “pemenang kekayaan.” Ushana dikenal sebagai seorang penyair dan resi suci pada masa yang silam. “Jangan rebut aku dari akar dan tamanku, jangan juga biarkan aku mencabut akar dan lingkunganmu. Kita berdua mungkin berbeda taman-tamannya, namun berasal dari satu BENIH yang sama (Tuhan Yang Maha Esa).

10.38
daṇḍo damayatām asmi
nītir asmi jigīṣatām
maunaḿ caivāsmi guhyānāḿ
jñānaḿ jñānavatām aham

Aku adalah simbol dari penguasa, bagi mereka yang mencari kemenangan Aku adalah PemimpinNya, diantara misteri-misteri yang tersembunyi Aku adalah diam (atau Keheningan) diantara manusia yang mengetahui Aku adalah Kebijaksanaan.

10.39
yac cāpi sarva-bhūtānāḿ
bījaḿ tad aham Arjuna
na tad asti vinā yat syān
mayā bhūtaḿ carācaram 

Dan ketahuilah, oh Arjuna, bahwasanya Aku ini adalah Benih dari segala benda. Tak ada sesuatu pun baik yang bergerak, maupun yang tidak bergerak yang dapat hidup tanpa Aku.

10.40
nānto ‘sti mama divyānāḿ
vibhūtīnāḿ parantapa
eṣa tūddeśataḥ prokto
vibhūter vistaro mayā

Tak ada kata akhir untuk manifestasi-manifestasiKu, oh Arjuna. Apa yangKu katakan semua ini hanya merupakan ilustrasi (singkatan) dari KeagunganKu Yang Tanpa Batas lni.

10.41
yad yad vibhūtimat sattvaḿ
śrīmad ūrjitam eva vā
tat tad evāvagaccha tvaḿ
mama tejo-‘ḿśa-sambhavam 

Mahluk-mahluk apapun yang memiliki sifat-sifat yang agung, indah dan penuh kekuatan, ketahuilah bahwa semua itu mengalir dari sebagian kecil kebesaranKu.

10.42
atha vā bahūn aitena
kiḿ jñātena tavārjuna
viṣṭabhyāham idaḿ kṛtsnam
ekāḿśena sthito jagat 

Tetapi apa gunanya untukmu, oh Arjuna, pengetahuan yang terperinci ini? Ku sanggah seluruh alam semesta ini,Ku tunjang dengan hanya sebagian (setitik) kecil dari DiriKu, dan Aku tetap hadir dan ada!

Penjelasan: Sang Krishna telah menerangkan kepada Arjuna tentang manifestasi dan sifat-sifatNya (vibhuti) secara singkat tetapi juga sekaligus terperinci dengan penjelasan mengenai semua aspek-aspekNya seperti aspek fenomena, fungsi, aksi dan bentuk-bentukNya, semuanya dijelaskan dalam bahasa yang gamblang dan mudah dimengerti. Setelah panjang-lebar IA menerangkan semua ini. lalu diakhiriNya dengan suatu pernyataan bahwa seluruh alam semesta ini hanyalah sebagian kecil saja dari DiriNya Yang Tak Terbatas dan sekaligus merupakan asal, penunjang dan akhir dari semuanya ini, dan Ia Yang Maha Esa tetap saja berkuasa dan hadir dalam segala-galanya. Walaupun alam semesta ini berasal dari DiriNya juga. Semua yang terhebat, terbaik, tercantik dan terbusuk, terjahat adalah sebagian dari penciptaanNya, dan semua ini baru setitik saja atau sebagian kecil dari Yang Maha Kuasa. Jadi dapatkah kita membayangkan Apakah dan Betapa AgungNya Sang Pencipta ini? Dibalik pernyataan in’i, sebaiknya kita harus belajar sesuatu yang tersembunyi di belakangnya, yaitu bukankah dengan kata lain Sang Krishna ingin mengajar kita semua untuk mengenalNya lebih baik; dan untuk belajar mengenalNya bukankah sebaiknya kita belajar untuk mengenal alam ini dahulu. Kita seharusnya belajar mengenal ciptaan-ciptaanNya di alam sekitar kita dan di alam semesta dan baru kemudian belajar mengenalNya Yang penuh dengan mukjizat dan kegaiban yang tak dapat di bayangkan apa adaNya ini. Coba saja perhatikan, jangan jauh~jauh, perhatikan tubuh kita sendiri, bukankah raga ini sebuah ciptaan yang maha hebat? Belum lagi ciptaan-ciptaanNya yang tersebar di seluruh alam semesta yang tak terbatas ini. Dan kalau kita mengenal dan sadar akan segala Kebesaran dan KeagunganNya ini, maka seyogyanyalah kita memujaNya dengan tulus dan

rendah hati, dan bekerja sesuai dengan dharma-bhakti yang murni, tulus, yaitu demi dan untuk Ia semata dan tanpa pamrih. Dan seandainya seorang bhakta (pemuja) bersikap tulus semacam ini, maka Sang Krishna pun akan hadir di dalam dirinya, memberkahinya dan memberikannya kekuatan untuk lebih mengenalNya, dan lebih mengenal ajaran-ajaranNya yang Agung dan Suci. Yang Maha Kuasa pun akan menghilangkan rasa takut dan khawatir bhakta ini, menghilangkan kebodohannya dan mengisi jiwa sang pemuja ini dengan Penerangan dan Keagungan serta Kesucian Ilahi. Om Tat Sat. Yang Maha Esa bahkan menjamin segala kebutuhan hidupnya, menjauhkannya dari segala mara-bahaya, dan percaya atau tidak Sang Krishna akan hadir secara pribadi dengan caraNya yang misterius mengantar Sang Pemuja ini ke HadiratNya, tempat Yang Maha Esa bersemayam. Banyak sekali pengalaman-pengalaman dari para resi dan Orang-orang suci baik di zaman dahulu maupun pada abad modern ini, yang menunjukkan bahwa Yang Maha Kuasa hadir dengan caraNya Yang Unik dan terasa kehadiranNya oleh para pemujaNya, pada saat-saat tertentu dalam hidup kita dari masa ke masa. Sebelum diakhiri Bab ini ada baiknya kita merenungkan diri pada untaian kata-kata yang dapat sering kita jumpai dan dapat dihayati oleh siapa saja, yang isinya kira-kira serpenti berikut:

“Di mana ada iman, Di situ ada kasih. Di mana ada kasih, Di situ ada kedamaian. Di mana ada kedamaian, Di situ ada kekuatan. Di mana ada kekuatan, Di situ ada Yang Maha Esa Di mana ada Yang Maha Esa, Di situ tak diperlukan sesuatu apapun lagi.”

Dalam Upanishad Bhagavat Gita, llmu Pengetahuan Yang Abadi, Karya Sastra Yoga, dialog antara Sang Krishna dan Arjuna, maka bab ini adalah yang kesepuluh dan disebut.

Vibhuti Yoga
atau
Yoga Manifestasi Nan Agung dan Suci.